Bojonegoro (Antara Jatim) - Rawon di Warung "Asem Doyong" adalah sebutan untuk menunjukkan lokasi warung penjual makanan khas Jawa Timur itu yang berada di dekat sebuah pohon asam yang tidak tegak lagi atau "doyong" di Kelurahan Karangpacar, Kecamatan Kota Bojonegoro, Jatim. Meski lokasi warung itu di bawah pohon asam, namun bagi pelanggannya menu rawon yang dijual pasangan suami istri Sudarto (40) dan Sunarlin (34) tidak asing. Selain rasanya gurih dan lezat, menu rawon tersebut tidak bisa dicari di tempat lain. "Pelanggan rawon di sini tidak hanya lokal Bojonegoro dan Tuban, tapi juga berbagai daerah di Jatim. Bahkan, ada pelanggan yang lokasinya di luar kota, seperti Malang, bahkan Kalimantan meminta kiriman menu rawon saya," kata Sudarto. Ia menceritakan sejumlah pelanggannya yang berada di luar kota biasanya menelepon saudaranya yang ada di Bojonegoro untuk memesan menu yang berkuah warna hitam dari bumbu kluwek. "Pelanggan bisa menelepon saya untuk memesan rawon di sini," jelasnya. Mengenai teknik mengirimkan menu rawonnya itu, menurut dia, dilakukan dengan cara kuah rawon lengkap dengan lauk daging sapi atau "jerohan" dimasukkan ke dalam "freezer" agar membeku. Rawon yang sudah membeku itu, katanya, baru dibawa pembeli untuk dikirimkan kepada keluarganya di Kalimantan atau daerah laibn bisa naik pesawat terbang atau kendaraan bermotor. "Sampai di lokasi yang dituju menu rawon yang membeku sudah mencair. Baru kemudian dihangatkan untuk dimakan," jelas Sunarlin. Tidak hanya itu, menurut Sudarto, ada juga pelanggannya asal Kediri dan Tuban yang rela hanya datang kewarungnya hanya sebatas untuk makan, meskipun harus menempuh perjalanan puluhan kilometer. "Tapi biasanya mereka menelepon dulu untuk memastikan saya berjualan atau tidak. Selain itu mereka juga meminta rawon jangan dijual semua," ujarnya. Tanpa menelepon, sebagaimana dituturkan Sudarto, bisa jadi pembeli akan kehabisan menu rawonnya, sebab warung yang buka sejak pagi hari pukul 07.00 WIB itu hanya tiga jam sudah habis. "Seperti hari ini pukul 10.00 WIB rawon sudah habis. Saya sehari bisa menghabiskan 12 kilogram "jerohan" sapi dan 1,5 kilogram daging sapi sebagai bahan rawon," jelas Sunarlin. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013