Surabaya (Antara Jatim) - Potensi penggunaan "software" (perangkat lunak) bajakan di Surabaya kian minim, karena sampai sekarang tingkat kesadaran masyarakat untuk memakai perangkat lunak legal semakin tinggi. "Apalagi sekarang ada banyak kegiatan edukasi tentang bahaya pemakaian 'software' bajakan yang dilakukan oleh berbagai perusahaan teknologi informasi (TI)," kata "Genuine Initiative Software Director Microsoft Indonesia" Sudimin Mina, ditemui di Kampanye "Keep It Real" di Surabaya, Rabu. Selain itu, ungkap dia, kini juga mulai banyak pemilik toko komputer dan perangkat TI di Surabaya yang ikut mengedukasi masyarakat. Bahkan, mereka langsung menolak untuk memenuhi permintaan konsumen yang ingin di-install-kan "software" tertentu. "Sampai-sampai ada karyawan toko komputer yang menjelaskan dengan rinci apa saja bahaya menggunakan 'software' bajakan," ujarnya. Sesuai "Computer Security Study Microsoft" tahun ini, jelas dia, dua dari tiga "personal computer/PC" menggunakan perangkat lunak bajakan dan terjangkit "malware". Sementara itu, bahaya memakai "software" di antaranya konsumen tidak tahu kalau sedang diawasi oleh peretas mengingat beberapa jenis "malware" memudahkan mereka mengambil alih "webcam" pengguna tanpa diketahui. "Virus 'software' bajakan bisa merusak, membekukan, dan menghilangkan semua data, uang masyarakat yang disimpan di bank bisa dicuri karena perangkat itu memudahkan mereka mencuri kata kunci, dan mengambil alih rekening bank mereka," tuturnya. Bahaya lain, tambah dia, komputer tunggal milik sejumlah konsumen di Tanah Air bisa lebih rentan terhadap virus. Apalagi, pada umumnya "software" bajakan tidak memiliki fitur keamanan sehingga tidak terlindungi dari "malware" yang berbahaya. "Lalu, bisa juga garansi komputer jinjing atau tunggal pengguna bisa dibatalkan," katanya. Ia menyebutkan, dikarenakan beberapa bajakan dapat mengganti 'hard disk' asli dengan salinan yang tidak resmi atau bisa diartikan garansi pabrikan milik konsumen tidak valid. Di sisi lain, pengguna komputer bisa menjadi penyebar virus karena perangkat tersebut bisa menyebarkan virus dari "PC" tanpa diketahui pemakainya. "Untuk itu, kini kami melaksanakan kampanye 'Keep It Real' di Festival Komputer Indonesia 2013 yang berlangsung tanggal 29 Mei-2 Juni 2013 di Grand City Surabaya," ujarnya. Kampanye tersebut, optimistis dia, bertujuan menciptakan kesadaran masyarakat tentang bahaya penggunaan "software" bajakan dan memposisikan perangkat lunak asli sebagai solusi terbaik bagi konsumen. "Selain di Surabaya, edukasi serupa dilakukan di Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Makassar. Bidikan pasar dari agenda itu misalnya konsumen komputer terutama kaum muda, profesional yang memiliki mobilitas tinggi, orang tua, kalangan pelajar, dan mahasiswa," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013