Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Jatim, mengimbau para petani di daerahnya mengendalikan luas areal tanaman tembakau dengan cara mengganti dengan tanaman alternatif pada musim kemarau ini. "Dishutbun juga jajaran pemkab terus melakukan sosialisasi kepada para petani agar mengendalikan luas tanaman tembakau untuk menghindari kelebihan produksi," kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dishutbun Bojonegoro Khoirul Insan, Jumat. Ia menjelaskan kebutuhan pabrikan dan pengusaha tembakau yang akan melakukan pembelian tembakau tahun ini hanya 8.726 ton tembakau kering. Jumlah itu jauh berkurang dibandingkan pembelian di tahun-tahun lalu yang jumlahnya bisa berkisar 11.500-12.000 ton. "Dengan mengacu jumlah pembelian tembakau yang akan dilakukan pabrikan dan pengusaha, maka luas ideal tanaman tembakau hanya berkisar 7.500-8.000 hektare," jelasnya. Namun, menurut dia, luas areal tanaman tembakau di daerahnya seperti di sejumlah sentra penghasil tanaman tembakau mulai Kecamatan Sugihwaras, Sukosewu, Kedungadem, dan Kepohbaru bisa mencapai 10.000 hektare setiap musim tanam. Luas tanaman tembakau itu, lanjutnya, belum termasuk tanaman tembakau yang ditanam petani di sejumlah desa di Kecamatan Baureno, Kanor, Ngasem dan kecamatan lainnya. Oleh karena itu, katanya, para petani di daerah sentra penghasil tembakau di sejumlah kecamatan itu tidak terlalu luas dalam menanam tembakau. Sebagai gantinya petani bisa menanam tanaman palawija, kedelai, kacang hijau, cabai atau tanaman lainnya yang cocok dengan tanahnya. Ia juga menyebutkan PT Djarum Kudus akan melakukan pembelian tembakau pada musim tanam tahun ini sebanyak 3.000 ton. Jumlah itu terbesar di antara pabrikan dan pengusaha yang melapor akan melakukan pembelian tembakau. Di lain pihak, pihaknya juga mengimbau PT Gudang Garam yang sudah dua tahun tidak melakukan pembelian tembakau di daerahnya bersedia memperhatikan nasib petani dengan tetap melakukan pembelian tembakau pada musim tanam tahun ini. "Alasan PT Gudang Garam stok tembakaunya masih mencukupi," jelasnya. Ia juga meminta para petani tetap memenuhi ketentuan jadwal tanam tembakau yang ideal yaitu antara Mei-Juni agar pada waktu panen tidak terganggu hujan. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013