Trenggalek (Antara Jatim) - Sejumlah petugas dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya mengambil sejumlah sampel makanan/jajanan secara acak di sejumlah pasar serta sekolah-sekolah di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Staf Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen BPOM Surabaya, Eni Zuniati, Kamis mengungkapkan, berdasar hasil sidak sementara yang mereka lakukaan, pihaknya menengarai ada sejumlah produk makanan ataupun jajanan kemasan/nonkemasan yang mengandung zat kimia berbahaya, seperti rhodamin-b dan boraks.
"Ada beberapa sampel yang kami ambil dan ditengarai mengandung boraks," ungkapnya sambil menunjukkan sampel kerupuk yang diduga mengandung bahan pengawet berbahaya bagi kesehatan tersebut.
Tak hanya menyasar pasar-pasar, dalam sidak selama dua hari tersebut tim BPOM uga menyambangi sekolah-sekolah.
Tujuannya, kata Eny, yakni untuk mengetahui ada atau tidaknya jajanan yang dijual di lingkungan sekolah yang mengandung bahan/zat kimia berbahaya.
Ada lima sekolah dasar menjadi target sidak BPOM, masing-masing adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Huda, SDN Arjowinangun, SDN Sirnoboyo 2, SDN Purwoasri 1, dan SDN Kebonagung.
Di SDN Kebonagung tim kembali mencari sampel jajanan di toko-toko dan warung sekitar sekolah. Berbagai makanan ringan seperti jelly dengan warna mencolok diambil dan diberi label untuk diteliti.
Namun setelah dilakukan tes, hasilnya nihil. Hanya saja petugas mencurigai satu sampel berupa permen mengandung rhodamin-B. "Untuk lebih memastikannya, sampel akan kembali diuji di laboratorium BPOM Surabaya," katanya.
Menurut Eni, seluruh hasil pemeriksaan laboratorium selanjutnya akan dikirimkan kembali ke daerah asal sampel melalui dinas kesehatan (dinkes)dan ditembuskan ke bupati setempat.
BPOM melakukan itu dengan harapan pemerintah daerah berperan aktif dalam mewaspadai peredaran bahan berbahaya pada makanan, termasuk kemungkinan membuat regulasi peredaran makanan/jajanan tertentu.
Tak hanya mengambil sampel makanan, petugas juga melakukan sosialisasi kepada para siswa sd. Yakni dengan menunjukkan contoh-contoh makanan yang mengandung pewarna tekstil maupun boraks.
Beberapa siswa juga diajari cara mengenali makanan maupun kemasan yang berbahaya dan tak layak konsumsi, termasuk kantong plastik yang aman digunakan sebagai pembungkus makanan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013