Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur mengembangkan program keluarga berencana pasca-persalinan dan keguguran, sebagai usaha menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi dalam proses persalinan. Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Bojonegoro Anik Yuliarsih, Senin, di Bojonegoro mengatakan, pengembangan program KB pasca-persalinan dan keguguran akan dilakukan dengan mengandeng tiga rumah sakit (RS) yaitu RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, RS Aisyiyah dan RS Muna Anggita. "Pengembangkan KB pasca persalinan dan keguguran mulai berjalan tahun ini dengan mengajak tiga RS yang ada bersama-sama mengajak ibu yang baru melahirkan untuk menjadi peserta KB," katanya. Lebih lanjut ia menjelaskan pengembangan KB tersebut sasarannya ibu yang baru melahirkan baik yang memanfaatkan program jaminan persalinan (jampersal) juga mandiri yang jumlahnya rata-rata sekitar 20.000 ibu per tahunnya. Jumlah ibu yang melahirkan itu, menurut dia, masih akan terus bertambah, sebab di daerahnya ada sekitar 270 ribu pasangan usia subur. "Data tahun 2012 lalu ada sembilan ribu ibu dalam proses persalinan yang memanfaatkan program jampersal, namun hanya tiga ribu yang mengikuti KB," jelasnya. Mengenai AKB (angka kematian bayi) dan AKI (angka kematian ibu) di daerahnya, Anik enggan menjelaskan dengan alasan kewenangan masalah itu ada pada Dinas Kesehatan. "Kewenangan kami hanya melaksanakan program KB sebagai usaha menekan AKI dan AKB dalam proses persalinan," tandasnya. Sasaran peserta KB pasca melahiran dan keguguran lainnya, lanjutnya, juga ibu melahirkan yang tidak memanfaatkan program jampersal yang jumlahnya rata-rata sekitar 11.000 ribu per tahun. Oleh karena itu, jelas dia, program pengembangan KB pasca melahirkan dan keguguran akan strategis juga menekan angka kelahiran, sebab di dalam prinsip KB itu seorang ibu bisa menunda untuk melahirkan lagi dengan alasan kesehatan ibu dan bayi. "Yang jelas program utama KB adalah dua anak cukup, sehingga kesehatan ibu dan bayi harus tetap dijaga," ucapnya. Secara teknis, kata dia, penerapan program KB pasca melahirkan dan keguguran itu ada tujuh jenis alat yang bisa diterapkan, di antaranya medis operasi pria (MOP), medis operasi wanita (MOW), kondom, IUD/implan dan suntik. "Bagi pasangan suami istri bisa memilih mana penerapan KB yang disukai. Selama ini KB implan paling disukai," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013