Surabaya (Antara Jatim) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang selama ini dikenal sebagai perguruan tinggi bidang teknik dan sains, telah membuka program studi manajemen bisnis di bawah naungan Jurusan Teknik Industri, namun ITS juga membuka Diploma-4 (sarjana terapan) Teknik Sipil. "Sebanyak 140-145 lulusan D3 yang ada selama ini selalu dipesan sejumlah perusahaan kontraktor sebelum lulus, karena itu kami membuka D4 Teknik Sipil, apalagi sekarang 'booming' infrastruktur yang membutuhkan sumber daya manusia dalam kuantitas dan kualitas memadai," kata Kepala Prodi Diploma ITS Ir M sigit Darmawan M.Eng.Sc PhD di Surabaya, Senin. Didampingi Sekretaris Prodi Diploma I Dr Ridho Bayuaji ST MT, ia menjelaskan pembukaan D4 Teknik Sipil itu untuk melayani kebutuhan pasar yang cukup besar itu, sekaligus menjawab `booming` infrastruktur di Tanah Air akhir-akhir ini. "Tapi, persiapan kami mendadak, sehingga tidak sempat menerima D4 Teknik Sipil dari jalur nasional seperti SNMPTN dan SBMPTN, karena itu angkatan pertama kami seleksi dengan ujian lokal pada 27 Juni mendatang dengan pendaftaran pada 13 Mei-21 Juni," katanya. Menurut dia, D4 Teknik Sipil yang merupakan program ketiga secara nasional setelah UI dan ITB itu mencetak lulusan dengan tiga kompetensi yakni Bangunan Gedung, Bangunan Air, dan Bangunan Transportasi. "Jalur karir dari ketiga kompetensi itu antara lain ahli struktur, ahli material bangunan, ahli pelaksanaan proyek, ahli pantai, ahli pengembangan sumber daya air (bendungan/irigasi), ahli pengelolaan air perkotaan, ahli jalan raya, ahli pelabuhan, dan ahli jembatan," katanya. Ditanya perbedaan dengan S1 Teknik Sipil yang sudah dimiliki ITS, ia mengatakan D4 sebagai program vokasi/terapan itu menerapkan 40 persen praktik, sedangkan praktik dalam program S1 hanya sekitar 25 persen. "Selain itu, D4 Teknik Sipil itu fokus pada aplikasi dan mencetak lulusan siap kerja, karena sistem pengajarannya lebih banyak di laboratorium atau studio, lalu pembelajaran tidak diakhiri dengan skripsi, melainkan tugas akhir dalam bentuk proyek," katanya. Perbedaan lain lagi, pihaknya memberikan tugas magang pada 60-90 perusahaan yang selama ini menjalin kerja sama dengan Teknik Sipil ITS, di antaranya PT Adhikarya, PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya, PT Waskita Karya, PT Pembangunan Perumahan, PT Pelindo, PT PLN, PT Semen Gresik, PDAM, PT Geosistem, PT Tata, dan sebagainya. Mengenai biaya perkuliahan, ia mengatakan pihaknya akan menerapkan uang kuliah tunggal (UKT) sebesar Rp7,5 juta, namun angka itu masih belum diputuskan secara resmi. "Yang jelas, kami juga menerima mahasiswa miskin lewat program Bidik Misi sebesar 10 persen dengan UKT mulai nol rupiah alias gratis hingga Rp500 ribu per semester," katanya. Hingga Kamis (16/5), tercatat enam pendaftar dari luar Surabaya. "Pendaftaran dapat dilakukan secara online, nanti kalau ujian ke kampus D4 Teknik Sipil di Manyar, Sukolilo, Surabaya," katanya. (E011/Z003) Manajemen Bisnis Sementara itu, Ketua Prodi Manajemen Bisnis ITS, Imam Baihaqi ST MSc PhD mengatakan ITS juga telah membuka program studi manajemen bisnis di bawah naungan Jurusan Teknik Industri. "Prodi Manajemen Bisnis untuk mencetak pengusaha tangguh di bidang teknologi dan sains, itu diluncurkan dalam penandatanganan 'MoU' (Memorandum of Understanding) antara ITS dan Himpunan Pengusaha (Hipa) ITS di Gedung Rektorat, Sabtu (18/5)," katanya. Ia menjelaskan Prodi Manajemen Bisnis yang berbiaya terjangkau itu telah melangsungkan kegiatan akademik sejak dua tahun lalu, dan telah mengantongi izin pendirian dari Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud pada akhir tahun 2012. "Karena itu, Prodi Menajemen Bisnis telah masuk dalam daftar SMBPTN (Seleksi Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri) 2013 dan SMITS (Seleksi Masuk ITS) 2013," paparnya. Ia menjamin biaya program sekolah bisnis ini akan menjadi yang paling terjangkau jika dibandingkan dengan program pendidikan serupa di perguruan tinggi lain. "Prodi baru itu diharapkan dapat mencetak lulusan yang berkompetensi sebagai 'entrepreneur', 'entrepreneur manager', dan 'social enterprises'," tuturnya. Oleh karena itu, kurikulum dalam program ini akan didominasi oleh "entrepreneurship courses", "social context", dan "business and management". "Tidak hanya di dalam kelas, kegiatan pembelajaran juga akan banyak dilakukan di luar kelas, bahkan alumni yang jadi pengusaha juga akan memberikan materi perkuliahan," ucapnya. Selain itu, pihaknya juga akan mendidik calon pengusaha dengan melibatkan alumni-alumni yang sudah terjun sebagai pengusaha. "Hipa ITS dapat memberi dukungan sebagai business advisory board serta memberi bantuan 'networking' kepada peserta didik," ujarnya. Sementara itu, Ketua Badan Kerja Sama Inovasi dan Bisnis Ventura (BKIBV) ITS Ir Surjo Widodo MSc menjelaskan kerja sama ITS-Hipa ITS itu dapat menjadi pondasi yang kuat bagi ITS untuk lebih mengembangkan dunia kewirausahaan. "Kerja sama ITS dengan Hipa ITS itu meliputi penyediaan pemateri untuk stadium general entrepreneurship, bantuan pembiayaan proposal bisnis mahasiswa, dan pengembangan semangat inkubasi bisnis di lingkungan kampus ITS," tandasnya. Saat menandatangani kerja sama itu (18/5), Ketua Umum Hipa ITS, Kristono, mengatakan Hipa ITS dalam waktu dekat akan membentuk Yayasan Hipa ITS sebagai "business angels" yang mampu memberikan modal ventura. "Yayasan ini akan memberi penyertaan modal kepada proposal-proposal bisnis mahasiswa yang dianggap layak, tapi modal itu tidak sebagai 'charity', melainkan modal itu harus ditangani sebagai kepentingan 'business to business'," kata mantan direktur Telkom itu. Sejak 2009, ITS telah mewajibkan mata kuliah "technopreneurship" dalam kurikulum dan Inkubator Bisnis ITS juga telah banyak membantu dengan menaungi sedikitnya 45 'tenant' bisnis dari mahasiswa. ITS juga telah memiliki "TEDx" yang merupakan program inspirasi dengan mendatangkan narasumber dari dalam dan luar ITS, bahkan TEDx ITS yang kedua sudah digelar di Auditorium Pascasarjana ITS (18/5) dengan mengundang inspirator Stefan S Handoyo, Hendro Nurhadi, Irfan Asy¿ari Sudirman, dan sebagainya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013