Surabaya (Antara Jatim) - Mantan Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin mengaku bersyukur tak terpilih sebagai bakal calon wakil gubernur dan mendampingi Khofifah Indar Parawansa dalam bursa Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2013. "Sejak awal saya tidak memiliki cita-cita menjadi wakil gubernur. Syukurlah saya tidak jadi mendampingi Khofifah, sehingga bisa konsentrasi membesarkan partai," ujar Ketua Dewan Pembina DPW Partai Nasdem Jatim tersebut kepada wartawan di Surabaya, Rabu. Nama Hasan Aminuddin dikait-kaitkan dan diwacanakan kuat bakal menjadi calon wakil gubernur Jatim berpasangan dengan Khofifah. Bahkan, Hasan pernah mengaku diminta secara resmi oleh KH Hasyim Muzadi untuk maju. Namun, memasuki masa pendaftaran justru nama mantan Kapolda Jatim Irjen Pol (Purn) Herman S. Sumawiredja yang dipilih. "Wacana itu berkembang karena menghormati KH Hasyim Muzadi sebagai guru sekaligus orang tua bagi saya. Apalagi posisinya saya dilamar, bukan melamar," kata Ketua Bidang Agama dan Masyarakat Adat DPP Partai Nasdem itu. Hasan mengatakan, sejak menerjuni dunia politik belasan tahun lalu, tidak ada cita-cita politik hanya sebagai seorang wakil. Pertama, pada 1999-2003 namanya tercatat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo, kemudian 2003-2008 sebagai Bupati Probolinggo serta 2008-2013 tetap sebagai bupati untuk periode kedua. "Kalau cita-cita menjadi gubernur atau menteri memang ada, tidak dengan jabatan wakil gubernur. Bukannya saya pilih-pilih jabatan, namun semua demi kepentingan masyarakat," kata suami Bupati Probolinggo, Tantri Hasan Aminuddin tersebut. Pihaknya juga mengungkapkan, Nasdem belum menentukan sikap sampai sekarang. Jika ada pengurus atau kader Nasdem yang mendukung Khofifah-Herman maka hal tersebut tidak membawa institusi, namun sebagai bentuk dukungan pribadi. Sementara itu, salah satu sumber internal di Nasdem mengatakan, batalnya Hasan menjadi pendamping Khofifah sebagai bentuk kekhawatiran partai pengusung, yakni PKB. Sebab, jika Hasan tetap menjadi bacawagub maka PKB khawatir nama Nasdem semakin besar di Jatim. "PKB memang tidak menghendaki Hasan digandeng Khofifah. Ini karena PKB khawatir Partai Nasdem akan besar di Jatim, apalagi kalau sampai Khofifah memenangkan pilkada kali ini. Keputusan PKB jelas menjadikan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf gembira karena tidak jadi menggandeng Hasan," ungkap sumber tersebut. Hingga akhirnya dengan modal 15,55 persen suara, secara resmi PKB beserta lima partai politik nonparlemen mendaftarkan pasangan Khofifah-Herman ke Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur pada Selasa (14/5). Rinciannya, PKB memiliki suara sebesar 12,26 persen, PKBP sebesar 1,48 persen, PKPI sebesar 0,87 persen, PPNUI sebesar 0,24 persen, Partai Kedaulatan sebesar 0,50 persen, dan PMB sebesar 0,20 persen. Suara tersebut berdasarkan hasil Pemilihan Umum Legislatif di Jawa Timur pada 2009.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013