Malang (Antara Jatim) - Anggota Komisi D DPRD Kota Malang Isa Ansori menilai jika Dinas Kesehatan setempat sangat lamban dalam mengatasi penyakit chikungunya yang menyerang warga di kawasan Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru.
"Seharusnya Dinas Kesehatan (Dinkes) tidak hanya datang memberikan obat anti nyeri saja pada penderita, tapi menerjunkan tim untuk melakukan sosialisasi, pembinaan dan melakukan pengasapan (fogging)," tegas Isa Ansori di Malang, Kamis.
Ia mengakui penanganan dengan pemberian obat anti nyeri memang tidak salah, tapi sangat lamban, bahkan tidak diikuti dengan sosialisasi upaya pencegahan agar jumlah penderitanya tidak semakin banyak atau meluas.
Menanggapi kritik dari legislator tersebut, Kepala Dinkes Kota Malang Supranoto mengatakan sejumlah petugas telah melakukan survei di lokasi penyebaran chikungunya. Pasien yang sakit sudah mendapatkan obat anti nyeri dan pengobatan gratis di puskesmas.
Untuk mencegah penyebaran wabah cikungunya agar tidak meluas, pihaknya akan melakukan pengasapan (fogging) untuk mematikan nyamuk aedes aegepty. Warga juga diminta membersihkan genangan air yang menjadi media hidup bagi jentik nyamuk dan memberantas sarang nyamuk.
"Kami sudah melakukan upaya penanganan pertama dan memberikan pengobatan gratis di puskesmas terdekat. Kami tidak langsung melakukan fogging karena jumlah penderita sudah berkurang dan masih menunggu pengajuan dari masyarakat melalui RT/RW," ujarnya.
Penderita chikungunya mengalami gejala awal berupa demam tinggi, nyeri di persendian serta mengalami kelumpuhan. Setelah reda, timbul bintik merah di kulit disertai sariawan.
Pada awal pekan lalu, puluhan warga Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru diserang chikungunya. Kasus tersebut merupakan yang terbesar selama beberapa tahun terakhir ini karena pada tahun lalu, penderita chikungunya hanya sebanyak 10 orang.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013