Malang (Antara Jatim) - Tanaman apel yang selama ini menjadi produk unggulan bagi Kota Batu, Jawa Timur,perlu peremeajaan karena usianya sudah mencapai 20-25 tahun, kata Kepala Dinas Pertanian Kota Batu Sugeng Pramono, Rabu. Ia mengemukakan produktivitas tanaman apel di daerah itu mulai menurun akibat usia tanaman yang terlalu tua, sehingga harus diremajakan. "Karena faktor usia tanaman ini, produktivitasnya turun drastis, sehingga tidak mampu memenuhi permintaan pasar, terutama untuk ekspor ke Malaysia dan Singapura. Kalau dulu Kota Batu mampu menghasilkan 30 ton per hektare, sekarang hanya mampu menghasilkan 10 ton saja," tegasnya. Oleh karena itu, lanjutnya, pemkot menyediakan anggaran khusus untuk peremajaan tanaman apel serta pembelian pupuk sebesar Rp400 juta. Hanya saja, pihaknya berharap petani kembali memperbanyak penggunaan pupuk organik ketimbang kimia. Selama ini, katanya, penggunaan pupuk kimia oleh petani terlalu berlebihan dan dilakukan secara terus menerus, sehingga mengakibatkan tanah kehilangan kesuburannya atau hara tanahnya terus terkikis dan akhirnya menjadi tanah mati. Menyinggung tingginya harga buah apel impor saat ini, Sugeng mengatakan cukup menggembirakan dan pasti menguntungkan petani setelah bertahun-tahun kalahy bersaing dengan produk impor tersebut. Salah seorang petani apel Kota Batu Sunarto mengakui harga apel lokal Batu dalam beberapa bulan terakhir ini atau setelah adanya pembatasan impor produk hortikultura, mengalami kenaikan cukup signifikan. "Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memperketat impor hortikultura, petani apel di daerah ini mempunyai nilai tawar yang tinggi, khususnya terhadap tengkulak," ujarnya. Pada akhir 2012 hingga awal 2013 harga apel lokal dengan kualitas super hanya dihargai Rp4 ribu per kilogram, saat ini sudah naik menjadi Rp10 ribu/kg. Sedangkan harga apel kualitas super jenis Ana dan Manalagi dari petani seharga Rp13 ribu/kg dan jenis roombeauty seharga Rp17.500 per kilogram. Menurut Sunarto, untuk biaya produksi per hektare mencapai Rp25 juta. "Sebelum ada kenaikan harga, petani selalu rugi, namun beberapa bulan terakhir ini petani sudah mulai merasakan keuntungan yang lebih baik, karena biaya produksi sudah tertutupi," katanya, menandaskan. Harga apel lokal Batu di pasaran rata-rata mencapai Rp15 ribu-Rp17.500/kg, apel jenis Ana dan manalagi seharga Rp23 ribu-Rp25 ribu/kg dan roombeauty seharga Rp30 ribu-Rp35 ribu/kg. Sedangkan apel impor jenis Fuji dari China rata-rata seharga Rp40 ribu-Rp59 ribu/kg.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013