Madiun (Antara Jatim) - Peternak ayam di Desa Sukosari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mewaspadai serangan virus flu burung jenis baru H7N9 dengan membakar semua ayamnya yang mati mendadak. "Meski virus flu burung jenis baru tersebut belum ada di Indonesia, namun kami tetap waspada. Apalagi saat ini masih banyak ayam di peternakan kami yang mati mendadak," ujar peternak di Desa Sukosari, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Iswahyudi, Kamis. Menurut dia, dalam sehari jumlah ayamnya yang mati mendadak mencapai 10 hingga 15 ekor. Bangkai ayam tersebut langsung dibakar dan dikuburnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Meski banyak yang mati, namun belum ada yang dicurigai terkena flu burung. Selain dibakar, untuk mewaspadai serangan virus tersebut, pihaknya juga lebih sering melakukan penyemprotan disinfektan ke kandang ayamnya. "Biasanya paling disemprot sekali dalam seminggu. Tapi sekarang bisa dua hingga tiga kali dalam seminggu. Selain itu kandang juga saya bersihkan dengan deterjen," ungkap dia. Terkait adanya virus flu burung jenis baru yang dapat menular ke manusia tersebut, pihaknya berharap kepada Dinas Peternakan Kabupaten Madiun untuk memberikan sosialisasi. "Apakah ciri-ciri unggas yang terserang flu burung jenis baru tersebut sama dengan flu burung biasanya atau H5N1. Selain itu, kami juga membutuhkan bantuan disinfektan karena volume penyemprotan kandang kami lebih rutin," tambahnya. Seperti diketahui, varian virus terbaru flu burung H7N9 menjadi sorotan dunia saat ini setelah kasusnya marak di Negara China. Virus H7N9 sendiri dilaporkan muncul sejak Februari 2013, di wilayah timur China. Sesuai data Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional China (NHFPC), jumlah warga China yang telah terinfeksi flu burung H7N9 berjumlah 77 orang. Tercatat, 16 orang di antara puluhan korban tersebut telah meninggal dunia. Menurut WHO, hingga kini belum ditemukan korelasi bahwa virus H7N9 mampu menular dari manusia ke manusia. Sebagian besar kasus berasal dari kontak langsung dengan unggas. Data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun mencatat, jumlah populasi unggas di wilayah setempat hingga kini, terinci, untuk ayam buras mencapai 1,5 juta ekor, ayam petelur 200 ribu ekor, ayam pedaging 400 ribu ekor, dan itik mencapai 70 ribuan ekor. Sementara, Dinas Peternakan dan Perikanan setempat mencatat, selama tahun 2010 dan 2011 masih ditemukan kasus flu burung di wilayah Kabupaten Madiun. Namun di tahun 2012 hingga awal tahun ini, nihil. Pada tahun 2010, tercatat ada 3.861 ekor ayam yang mati akibat tetelo dan 15 kasus flu burung dengan jumlah kematian ayam sekitar 178 ekor. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013