Oleh Zuhdiar Laeis
Semarang (Antara) - Universitas Diponegoro dan Universitas Negeri Semarang menyikapi penundaan Ujian Nasional (UN) 2013 di 11 provinsi secara positif dan tidak memengaruhi kredibilitas pelaksanaan UN.
"Memang ada penundaan di 11 provinsi, tetapi kami berharap tak memengaruhi pelaksanaan UN secara keseluruhan," kata Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi saat memantau pelaksanaan UN di SMA Negeri 1 Semarang, Selasa.
Rektor Undip bersama Pelaksana Tugas (Plt) Rektor Universitas Negeri Semarang Agus Wahyudin bersama-sama memantau pelaksanaan UN di sejumlah sekolah di Semarang, yakni SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Semarang.
Sebagaimana diwartakan, pelaksanaan UN jenjang SMA dan sederajat di 11 provinsi, terutama di wilayah Indonesia bagian tengah terpaksa ditunda akibat kendala teknis belum siapnya soal ujian di daerah-daerah itu.
Sebanyak 11 provinsi pelaksanaan UN-nya ditunda, yakni Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, NTT, NTB, dan Gorontalo.
Sudharto memastikan bahwa penundaan UN di 11 provinsi itu tak akan memengaruhi proses penerimaan calon mahasiswa di perguruan tinggi tahun ini yang menjadikan hasil UN sebagai salah satu "tiket masuk".
"Meski ada penundaan UN di sejumlah provinsi, kami melihat pelaksanaan UN tahun ini relatif baik. Apalagi, mekanisme baru yang semakin menyulitkan kecurangan, dengan 20 paket soal, 'barcode', dan sebagainya," katanya.
Karena itu, Sudharto yakin peluang tindak kecurangan dalam pelaksanaan UN bisa diminimalisir dengan mekanisme baru yang diterapkan pada UN tahun ini, meski ada beberapa daerah yang pelaksanaan UN-nya ditunda.
Senada dengan itu, Plt Rektor Unnes Agus Wahyudin berharap penundaan UN di 11 provinsi tidak memengaruhi kredibilitas pelaksanaan UN, termasuk peluang terjadinya kebocoran akibat adanya penundaan UN itu.
"Kami melihat yang penting sekarang kan bagaimana pelaksanaan UN di 11 provinsi yang tertunda itu dikelola baik sehingga nantinya bisa berlangsung lancar. Tidak perlu saling menyalahkan," katanya.
Ia juga meyakini bahwa penundaan UN di 11 provinsi itu tidak akan memberikan peluang terjadinya kebocoran soal karena variasi soal antardaerah yang relatif berbeda, apalagi dibagi dalam 20 paket soal.
"Hasil UN memang jadi salah satu 'tiket masuk' PT. Peserta harus lulus UN, kalau tidak lulus ya automatis gagal SNMPTN. Nilai UN belum jadi pertimbangan, tetapi ke depannya akan dipertimbangkan," kata Agus. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013