Bojonegoro (Antara Jatim) - Awak bus di Bojonegoro, Jatim, sejak sepekan terakhir, terpaksa membeli solar eceran di sepanjang jalur jalan raya yang dilewati karena kesulitan memperoleh solar di sejumlah SPBU di daerah setempat juga Tuban. "Kami membeli solar eceran yang harganya Rp50 ribu per 10 liter, karena SPBU persedian solarnya sering kosong, " kata seorang awak bus jurusan Bojonegoro-Tuban Suratman, Jumat. Menurut dia, awak bus yang membeli solar eceran tidak hanya dirinya, akan tetapi juga sebagian besar awak bus lainnya yang juga jurusan Bojonegoro-Tuban, termasuk bus jurusan Bojonegoro-Jatirogo, juga jurusan Ngawi. "Kalau pedagang kios eceran masih memiliki solar kemungkinan stok lama," ucapnya. Sementara itu, seorang pengemudi truk asal Bojonegoro Seno juga mengaku kesulitan memperoleh solar di sejumlah SPBU sejak sepekan terakhir. "Atas perintah pemilik truk saya bersama dua teman yang juga membawa truk harus mengantre di SPBU ini. Tapi baru membeli solar kalau pasokan solar sudah datang, " jelas seorang pengemudi sopir Wawan ketika ditemui di SPBU Desa Ngroworejo, Kecamatan Kota. Dimintai konfirmasi karyawan di SPBU Ngroworejo, Kecamatan Kota Bambang membenarkan stok solar di SPBU tempatnya bekerja sering kosong sejak sepekan terakhir. "Pasokan di tempat kami biasanya dua tangki (per tangki 8.000 liter) per hari, tapi Kamis (11/4) hanya memperoleh pasokan satu tangki," jelasnya. "Di SPBU kami sejak Kamis (11/4) tidak memperoleh pasokan solar sama sekali, ya sampai saat ini masih kosong," jelas seorang karyawan di SPBU Desa Sukorejo, Kecamatan Kota. Seorang karyawan di SPBU Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Hamdani menjelaskan stok solar di tempatnya masih ada, justru solar "dex" atau solar "non" subsidi" yang kosong. Oleh karena itu, lanjutnya, kendaraan bermotor yang membeli solar baik bus, truk juga kendaraan pribadi lainnya harus antre memanjang sampai keluar jalan raya. "Kalau solar 'dex' sampai saat ini masih kosong. Masih menunggu kedatangan solar "dex" dari Jakarta," ujarnya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013