Bojonegoro (Antara Jatim) - Kepala Disinakertransos Bojonegoro, Jatim, Iskandar menyatakan belum ada laporan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal daerahnya yang bekerja di Korea Selatan (Korsel) pulang akibat memanasnya suhu politik di wilayah setempat.
"Kami tidak menerima laporan ada TKI asal Bojonegoro yang pulang," katanya, didampingi Kasi Informasi Pasar Bursa Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakertransos Sugi Hartono, Jumat.
Ia menyebutkan TKI asal di daerahnya yang berada di Korea Selatan sekitar 300 TKI yang sebagian besar bekerja di perusahaan besar di Korsel.
Namun, lanjut dia, ketegangan politik di Korsel itu tidak membawa pengaruh TKI asal daerahnya yang bekerja di Korsel, sehingga belum ada TKI yang pulang kekampungnya masing-masing.
"Sampai saat ini belum ada yang pulang. Tidak tahu nanti kalau keadaan di sana semakin memburuk," ucapnya.
Hanya saja, ia memperkirakan ketegangan politik di Korsel itu membawa pengaruh pengiriman TKI asal Indonesia termasuk asal daerahnya ke Korsel.
Seberapa besar pengaruhnya, ia mengaku tidak tahu pasti, sebab pemberangkatan TKI ke Korsel ditangani Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI).
Menurut dia, pengiriman TKI ke Korsel harus melalui tahapan tes juga bergantung perusahaan di Korsel yang akan merekrut tenaga kerja.
"Kita bisa tahu jumlah TKI asal Bojonegoro yang berangkat ke Korsel darilaporan dari BNP2TKI pada akhir tahun," ucapnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, jumlah TKI asal daerahnya yang berangkat ke Korsel tahun ini belum bisa diketahui, karena masih menunggu laporan dari BNP2TKI.
"Hanya informasinya baru ada lima TKI asal Bojonegoro yang berangkat ke Korsel. Padahal, TKI asal Bojonegoro yang berangkat ke Korsel tahun lalu mencapai 83 TKI," jelas dia.
Sementara itu Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat memprihatinkan nasib sekitar 36.000 TKI di Korea Selatan bila pecah perang antara Korea Selatan dan Korea Utara.
"Krisis di Semenanjung Korea sangat gawat, pasukan tentara kedua negara sudah siap perang dan saya memprihatinkan nasib TKI, tentu saja cemas," katanya di Yogyakarta, Jumat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013