Malang (Antara Jatim) - Sebanyak 21 orang imigran gelap asal Sri Lanka yang ditemukan Satpolair Sendangbiru, Kabupaten Malang, langsung dievakuasi ke Kantor Imigrasi Kelas I Malang, Jawa Timur, Selasa. "Setelah kami beri makan untuk memulihkan tenaganya, langsung kami data dan dikirim ke Kantor Imigrasi Malang dengan pengawalan ketat dari kepolisian," kata Kasatpolair Sendangbiru Iptu Slamet Prayit ketika dihubungi di Malang. Iptu Slamet mengatakan, dirinya mendapatkan laporan dari salah seorang nelayan di Pantai Sendangbiru jika di tengah laut ada kapal yang sudah cukup lama, namun kapal itu bukan kapal milik nelayan. Setelah mendapatkan laporan, lanjut Iptu Slamet Satpolair langsung melakukan pengecekan dan memang ada kapal asing yang ternyata miliki para imigran gelap dari Sri Lanka dengan tujuan Australia. Ternyata, katanya, imigran gelap yang berjumlah 21 orang itu kehabisan bahan makanan dan mesin kapal rusak, sehingga mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Australia, dan hanya terombang-ambing di tengah laut yang jaraknya sekitar 8-10 mil dari Dermaga Sendangbiru. Ia menjelaskan, jumlah imigran keseluruhan sebanyak 21 orang dan semuanya berkebangsaan Sri Lankan. Dari 21 imigran itu, dua di antaranya adalah balita. Salah seorang imigran, Robinson (38) mengatakan, jika mereka semua berasal dari satu daerah. "Kami berangkat dari Colombo dengan tujuan Australia," ucapnya, menerangkan. Robinson cukup fasih berbahasa Indonesia karena pernah bekerja di Malaysia selama tiga tahun. "Saya pernah bekerja di Malaysia selama tiga tahun, dan menggunakan Bahasa Melayu yang hampir sama dengan Bahasa Indonesia," paparnya. Ia menceriterakan, dirinya bersama rombongan hendak ke Australia untuk mencari pekerjaan di Negeri Kanguru itu, namun belum sampai di Australia mesin kapal rusak, sehingga terombang-ambing di tengah laut dan bahan makanan juga telah habis. Robinson mengaku jika dirinya dan rombongan berada di laut lepas sekitar 90 hari, dan bekal makanan yang mereka bawa sudah habis sejak dua bulan lalu, sehingga mereka makan apa adanya, apa yang bisa diperoleh dari laut lepas tersebut dengan cara memancing. "Untuk mencukupi kebutuhan makanan dan nutrisi, kami mengandalkan air hujan untuk minum dan memancing ikan dengan peralatan seadanya, sehingga hasilnya pun juga tiak maksimal," tutur Robinson, menambahkan. Perairan laut selatan Kabuapten Malang menjadi "surga" perlintasan para imigran gelap yang akan menyeberang ke Australia. Beberapa waktu sebelumnya juga ada sebanyak 71 imigran asal Timur tengah yang juga terdampar di kawasan laut selatan tersebut.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013