Jakarta (Antara) - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan menggalakkan kampanye Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu terobosan untuk dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI) melahirkan dan angka kematian bayi (AKB) yang akan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan BKKBN.
"Kita sudah tahu yang banyak menyebabkan AKI adalah 'empat terlalu' yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan terlalu rapat (jarak kelahirannya)," papar Menkes dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2013 di Jakarta, Selasa.
Dengan mengkampanyekan KB dan "Dua Anak Cukup", Menkes mengatakan kesehatan ibu hamil dan melahirkan akan menjadi lebih baik sehingga bisa meminimalisasi faktor "empat terlalu" yang menjadi penyebab terbanyak AKI dan AKB.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Menkes meminta agar Dinas Kesehatan di daerah dapat bekerjasama dengan BKKBN setempat dalam melakukan kampanye.
"Terobosan yang kita lakukan adalah demikian, kita kampanyekan lagi KB. BKKBN harus mendorong lagi masyarakat, supaya betul-betul memperhatikan kesehatan ibu ketika hamil," ujar Nafsiah.
Selain itu, Menkes juga menekankan kepada petugas kesehatan di daerah untuk dapat memberikan konseling kepada ibu melahirkan mengenai dua hal.
"Pada saat 'antenatal care', sudah harus diberikan konseling untuk pertama, memberikan ASI eksklusif untuk enam bulan dan kedua untuk memasang kontrasepsi jangka panjang, seperti IUD kalau anaknya sudah banyak," papar Menkes.
Saat ini, pemerintah juga telah memberikan Jaminan Persalinan (Jampersal) untuk seluruh ibu melahirkan yang belum memiliki asuransi kesehatan dalam rangka mengurangi AKI dan AKB namun diakui Menkes belum memadai.
"Semua provinsi melaporkan angka kematian ibu menurun, tapi turunnya kurang cepat," ujar Menkes.
Target MDG pada tahun 2015 adalah untuk menurunkan angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan untuk angka kematian ibu (AKI) harus mencapai angka 102 per 100.000 kelahiran hidup. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013