Pamekasan (Antara Jatim) - Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pamekasan, Madura, menyarankan Pemprov Jatim mengkaji ulang program penanaman tebu di "Pulau Garam". Ketua KTNA Pamekasan Fathorrahman, Selasa mengatakan lahan pertanian di Pulau Madura, sangat terbatas sehingga jika sebagian lahan diperioritaskan untuk penanaman tebu, maka luas areal pertanian akan lebih sempit. "Selain itu, bisa jadi produksi pangan di Madura nanti akan berkurang," kata Fatohrrahman yang juga anggota Komisi B DPRD Pamekasan itu. Selain itu, kata dia, karena sampai saat ini prospek jenis tanaman tebu tersebut juga belum jelas kendati ada rencana pemerintah untuk membangun pabrik gula di Pulau Madura. Luas areal pertanian dan perkebunan juga sangat terbatas. Ia mengakui ada sebagian petani di Pamekasan yang telah menanam tebu di wilayah Kecamatan Proppo, akan tetapi milik masyarakat Sampang yang ditanam di Pamekasan. "Tebu itu kan panennya satu tahun sekali. Dari sisi nilai ekonomis dengan kondisi lahan pertanian yang terbatas ini, saya kira kurang ekonomis juga bagi masyarakat petani," kata Fathorrahman. Kecuali, sambung dia, ada petimbangan lain dari Pemprov Jatim yang bisa memberikan penjelasan bahwa tanaman tebu akan meningkatkan kesejahteraan petani masyarakat Madura dalam artian akan memiliki nilai ekonomis yang bisa menguntungkan masyarakat. Potensi lahan tebu di Jawa Timur ditaksir mencapai 120.000 hektare (Ha) dan luas areal sebesar itu dinilai masih mencukupi untuk areal tanam bagi Pabrik Gula (PG) baru. Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi) mencatat, dari luas itu, Pulau Madura memiliki potensi besar untuk pengembangan areal budi daya tanaman tebu, dengan luas lahan yang tersedia mencapai sekitar 90.000 hingga 100.000 hektare, tersebar di empat kabupaten yang ada di Madura, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Kini sebagian lahan di Kabupaten Bangkalan sudah dimanfaatkan PTPN X untuk budidaya tebu sejak dua tahun terakhir dan hasilnya cukup bagus dengan rendemen bisa diatas delapan persen. Di Bangkalan potensi lahan yang bisa dikembangkan untuk budi daya tanaman tebu mencapai 43.000 hektare, dan dari jumlah itu, seluas 1.000 hektare mulai dibudidayakan, dan ditargetkan pada 2014 bisa meningkat hingga mencapai 3.500-4.000 hektare. Sementara lahan yang dimanfaatkan untuk pengembangan budi daya tebu merupakan lahan tidur yang selama ini dibiarkan tidak terurus, sehingga tidak sampai mengganggu budi daya tanaman lainnya. Pengembangan tanaman tebu di Madura ini juga menjadi salah satu agenda PTPN X untuk merealisasikan rencana pembangunan pabrik gula terintegrasi di wilayah tersebut mulai tahun 2014. Akan tetapi, menurut Ketua KTNA Pamekasan Fathorrahman, meski rencana penanaman tebu itu sudah berdasarkan pertimbangan para ahli, potensi lahan di masyarakat yang akan berkurang akibat tanaman tebu itu tetap perlu diperhatikan. "Dari sisi analisa Ikagi mungkin juga benar, akan tetapi yang kita perhatikan kan ekonomi petani kecil," katanya menjelaskan. Oleh karena itu, KTNA Pamekasan juga meminta agar rencana ini sebaiknya dikomunikasikan dan disosialisasikan kepada masyarakat Madura, khususnya masyarakat petani di Pamekasan. (*) Editor : Slamet HP

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013