Surabaya - Lomba Presenter Berita Televisi (LPBT) 2013 yang digelar Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya mencetak Rekor Museum Dunia Indonesia (MURI). "LPBT dinilai sebagai acara terlama yang dilaksanakan secara nasional, yakni 12 tahun, sehingga pihak MURI pun berminat memberi anugerah," kata penanggung jawab acara, Jandy E. Luik ST MA.Comms, Minggu. Di sela-sela persiapan lomba dan penerimaan anugerah MURI itu, ia menjelaskan LPBT untuk tahun ke-12 juga tidak seperti tahun-tahun yang lalu, karena kali ini ada audisi terlebih dahulu pada sejumlah kota. "Audisi telah dilaksanakan pada tujuh kota besar, yaitu Semarang, Yogya, Balikpapan, Denpasar, Makassar, Surabaya, dan Malang," katanya. Selain itu, target kategori lomba kali ini pun berbeda yaitu siswa SMA dan mahasiswa. "Sebanyak 280 peserta dari masing-masing kategori, baik SMA maupun mahasiswa, melewati empat babak," katanya. Untuk babak audisi telah digelar pada 15-30 Januari 2013 pada setiap kota, babak eliminasi 48 besar di tiap kategori yang digelar pada 13-14 Februari 2013 di Laboratorium TV UK Petra. Selanjutnya, "Surabaya Insight" (reportase langsung) untuk babak 24 besar dilaksanakan pada 15 Februari 2013 di Laboratorium TV UK Petra. "Untuk babak final atau show 12 besar diadakan di Surabaya Town Square (Sutos) pada 17 Februari bersamaan penerimaan rekor MURI," katanya. Tema yang diusung dalam LPBT kali ini adalah Inspire yang diharapkan para peserta dapat menginspirasi orang lain melalui berita yang dibawakannya. Dengan peralatan yang lengkap, para peserta diminta untuk membawakan berita seputar pendidikan atau politik dengan menggunakan teleprompter selama kurang lebih maksimal tiga menit. "Pada saat Surabaya Insight pun mengambil lokasi ikon kota Surabaya seperti Lanudal," katanya. Juri lomba presenter berita adalah Amanda Manuputty (News Presenter), Mirza Dwana (News Presenter), dan Herma Purbayanti (praktisi). Sementara itu, Universitas Narotama Surabaya menggelar "Seminar of Writing with Narotama University" dengan menampilkan pembicara yakni Dra Sirikit Syah MA (Director Of Sirikit School Writing), Dukut Imam Widodo (penulis buku 'Soerabaia Tempoe Doloe'), dan Sumarno (praktisi media di Surabaya) di kampus setempat pada 16 Februari lalu. Dalam acara yang dibuka Rektor Universitas Narotama Rr Hj Iswachyu Dhaniarti ST itu, pengarang buku "Soerabaia Tempoe Doeloe" Dukut Imam Widodo memberikan kiat untuk memunculkan "mood" dalam menulis. "Dalam menulis jangan menunggu ada mood, tapi mood harus dibangun dan dimunculkan dengan melakukan kreativitas apapun yang sekiranya bisa merangsang mood itu muncul," katanya. Sementara itu, Sirikit Syah menceritakan pengalaman selama kerja jurnalistik di Brunei. "Kehidupan pers di Indonesia jauh lebih baik dari Brunei. Di Brunei miskin kejadian ataupun berita, bahkan mewawancarai narasumber dianggap tidak sopan. Pimred yang berkuasa," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013