Pamekasan - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Pamekasan, Madura, membantah telah menerima suap terkait pengangkatan jabatan Kepala Kemenag Normaludin, seperti yang ditudingkan sebagian kelompok masyarakat di wilayah itu. "Kami tidak tahu sama sekali tentang hal itu, dan PPP tidak ada hubungan dan tidak memiliki peran apapun dengan jabatan seseorang," kata Wakil Ketua DPC PPP Pamekasan Halili, Jumat. Ia menegaskan hal ini mengklarifikasi rumor yang berkembang di kalangan masyarakat dan ulama Pamekasan yang menyebutkan bahwa Normaludin menduduki jabatan Kepala Kemenag berkat dukungan PPP. Tidak hanya itu, Kepala Kemenag Pamekasan ini juga diisukan masyarakat di wilayah itu telah menyuap hingga ratusan juta rupiah melalui PPP, sehingga ia mampu bertahan menjadi Kepala Kemenag Pamekasan meski sudah berulang kali diduga melanggar kode etik pejabat. Antara lain melakukan pungutan liar kepada para guru dan melakukan pemotongan gaji pegawai di lingkungan Kemenag Pamekasan dengan alasan untuk memperingati Hari Amal Bhakti (HAB). Serta, penarikan sumbangan sebesar Rp500.000 kepada guru yang lulus program sertifikasi. Terakhir, Normaludin terjerat kasus ancaman pembunuhan terhadap wartawan Harian Radar Madura Sukma Umbara Tirta Firdaus hingga akhirnya harus berurusan dengan polisi dan hingga kini proses hukumnya masih berlanjut. Wakil Ketua DPC PPP Halili menyatakan, Normaludin selama ini memang dikenal dekat dengan beberapa fungsionaris partai berlambang kabah tersebut, namun bukan berarti dukungan terhadap Normaludin secara kelembagaan. Bahkan, tegas Halili, secara pribadi, maupun atas nama pengurus partai pihaknya mengecam atas tindakan yang telah dilakukan oleh Normaludin, terumata dalam kasus ancaman pembunuhan yang dilakukan kepada wartawan Pamekasan. "Sangat tidak pantas ia mengancam hendak membunuh, sedangkan kapasitasnya sebagai pimpinan lembaga keagamaan," tutur Halili. Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPRD Pamekasan ini juga mengaku miris dengan pernyataan Normaludin yang direkam wartawan yang menyebutkan dirinya adalah seorang bajingan, memiliki banyak anak buah dan anak buahnya itu rata-rata pernah membunuh orang. "Jadi sekali lagi, tidak benar PPP memback-up Normaludin, bahkan PPP sangat menyayangkan tindakan yang telah dilakukan dia," tegas Halili. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013