Bojonegoro - Sejumlah pedagang bakso di Bojonegoro, Jatim, mengurangi pembelian daging sapi hingga mencapai 50 persen, setelah harga daging sapi di daerah setempat mencapai Rp85.000/kilogram sejak dua pekan ini. "Saya biasanya menjual bakso dengan bahan daging sapi 3 kilogram per hari, tapi saat ini saya kurangi hanya membeli 1,5 kilogram, yang kemudian saya campur dengan daging ayam," kata seorang pedagang bakso asal Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, Lasirin (43), Jumat. Didampingi penjual bakso asal Desa Sukosewu, Kecamatan Sukosewu, Lantip (36), ia mengaku, bakso yang dijual dengan campuran daging ayam itu, tidak mengurangi jumlah pembeli baksonya, dengan alasan rasa bakso daging sapi murni dengan daging campuran tidak jauh berbeda. "Saya tidak memberi campuran daging ayam, tapi juga mengurangi pembelian daging sapi hanya 7 kilogram per hari, yang biasanya 10 kilogram per hari, untuk menghemat biaya," ucap Lantip. Mengenai berkurangnya para pedagang bakso dalam membeli daging sapi ini, dibenarkan pedagang daging sapi di Pasar Besar Bojonegoro, Arik M. Ali dan Abdul Aziz. "Pedagang bakso langganan saya, termasuk pedagang penthol bakso ada sekitar 50 pedagang, mulai mengurangi pembelian daging sapi, sejak sepekan terakhir," kata Arik, menegaskan. Bahkan, lanjut dia, para pedagang bakso ada yang mencampur baksonya dengan jerohan ayam, karena sudah tidak mampu lagi membeli daging sapi. Meski demikian, ia menyatakan, sejumlah pedagang bakso yang menjaga kualitas baksonya, yang sebagian asal Solo, Jateng, tetap berusaha bertahan dengan bahan daging sapi. "Tapi jumlah pedagang bakso yang tetap bertahan memanfaatkan daging sapi hanya sebagian kecil. Selain itu, harga baksonya yang biasanya Rp5.000 per mangkuk, naik menjadi Rp7.000 per mangkuk," ujar Arik. "Yang jelas, pembeli daging sapi semakin berkurang, tidak hanya pedagang bakso, juga masyarakat lainnya," jelas Abdul Aziz, menegaskan. Ia mencontohkan, dirinya biasanya mampu menjual dua ekor sapi besar per hari, tapi sapi saat ini sapi yang disembelih untuk dijual tidak sebesar ketika harga daging sapi masih wajar. "Harga sapi yang biasanya saya beli sekitar Rp10 juta per ekor, saat ini sudah naik menjadi Rp15 juta per ekor," jelasnya. Baik Abdul Aziz, juga Arik sependapat, mengatasi tingginya harga daging sapi tidak ada cara lain, kecuali Pemerintah melakukan impor sapi. "Impornya sapi bukan daging sapi untuk menambah populasi sapi di masyarakat peternak," jelas Abdul Aziz. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013