Pakar sastra Prof Dr Budi Darma menilai model kolaborasi dalam penulisan karya sastra berupa novel sangat bagus guna menyemarakkan kehidupan kesusastraan di Indonesia.
"Saat ini sudah mulai banyak penulis novel yang berkolaborasi. Para penulis itu biasanya tidak bertemu langsung melainkan bekerja sama lewat dunia maya dulu," katanya kepada ANTARA seusai menjadi penguji desertasi di kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rabu (6/2).
Saat memberikan kata sambutan setelah ujian desertasi Dr Hetty Purnamasari dan Dr Sutejo, keduanya doktor di bidang sastra, Budi Darma mengingatkan bahwa seorang pakar harus ikut mendorong lahirnya sastra-sastra baru di kalangan masyarakat.
"Kolaborasi sastra itu sangat bagus. Hanya saja khusus di bidang naskah drama di Indonesia masih belum ada karya yang kolaborasi. Padahal di luar negeri sudah banyak yang seperti itu dan hasilnya sangat bagus," kata guru besar emeritus Unesa tersebut.
Ia mengemukakan bahwa dengan membuat naskah secara kolaborasi, masing-masing penulis akan bisa memperkuat karakter masing-masing tokoh dalam lakon tersebut. Demikian juga dengan penggambaran situasi yang dituliskan.
"Mengapa di Indonesia belum muncul naskah drama yang kolaboratif seperti itu? Ini juga menjadi tantangan bagi para pakar sastra untuk ikut mendorong lahirnya naskah drama yang ditulis kolaborasi itu," kata penulis sejumlah novel itu.
Selain novel, katanya, saat ini sudah muncul penulisan bersama untuk naskah sinetron seperti yang dilakukan oleh Kuntari, pendiri komunitas Zonk Sister. Kuntari yang merupakan lulusan program sastra Unesa itu telah menghasilkan naskah sinetron berjudul "Pangeran Klemar Klemer" yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta.
"Sinetron itu bagus juga. Hal-hal seperti ini seharusnya bisa dikembangkan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013