Sorong (ANTARA) - Kementerian Perindustrian memperkirakan kebutuhan semen di dalam negeri akan mencapai angka 62 juta ton pada 2013, naik lebih kurang 10 persen dibanding 2012 sekitar 55 juta ton.
Direktur Industri Kimia Hilir Kementerian Perindustrian Tuti Rahayu saat peresmian pabrik pengemasan milik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Sorong, Papua Barat, Jumat, mengatakan meningkatnya kebutuhan semen didorong pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah di Indonesia.
"Selama 2012, kebutuhan semen nasional mengalami peningkatan 14,5 persen dibanding 2011 yang masih sekitar 48 juta ton. Bahkan, kebutuhan semen di wilayah Indonesia timur melonjak hingga 54 persen, jauh lebih tinggi dibanding wilayah lainnya," katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan semen dalam negeri yang terus meningkat tersebut, lanjut Tuti, diperlukan tambahan minimal dua pabrik semen baru setiap tahunnya.
Menurut ia, beberapa produsen semen dalam negeri (BUMN dan swasta), serta dari luar negeri, sudah mulai dan sedang membangun pabrik semen baru di sejumlah wilayah, seperti Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Papua.
"Seiring program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) yang dijalankan pemerintah dan difokuskan pada sektor infrastruktur, termasuk di kawasan Indonesia timur, penambahan pabrik semen baru menjadi salah satu faktor pendukung untuk pemenuhan kebutuhan semen," ujarnya.
Tuti Rahayu menambahkan, pemerintah terus mendorong terciptanya pertumbuhan iklim investasi di berbagai daerah, tetapi juga tidak mengabaikan masalah lingkungan.
Terkait pembangunan pabrik baru, Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya berencana memulai pembangunan dua unit pabrik semen di Jawa Tengah dan Sumatera Barat pada semester kedua tahun ini.
"Pembangunan dua pabrik baru itu untuk mengantisipasi permintaan semen yang terus meningkat setiap tahun. Kami harapkan semester kedua nanti, pembangunannya sudah bisa dimulai," katanya usai peresmian "packing plant" Sorong.
Pabrik baru yang akan dibangun Semen Indonesia, lanjut Dwi Soetjipto, masing-masing berkapasitas 2,5 juta hingga 3 juta ton per tahun, seperti halnya Pabrik Tuban IV yang diresmikan belum lama ini dan Pabrik Tonasa V yang segera dioperasionalkan.
Saat ini, Semen Indonesia yang merupakan "holding" dari PT Semen Gresik, PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa, menguasai sekitar 41 persen pangsa pasar semen dalam negeri.
Selama 2012, perusahaan pelat merah (BUMN) itu mampu menjual lebih kurang 22,5 juta ton semen atau meningkat 14,7 persen dibanding pencapaian 2011 sebanyak 19,6 juta ton.
Pada kesempatan itu, Dwi Soetjipto juga mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menjajaki kemungkinan untuk membangun pabrik semen terintegrasi di Papua, karena potensi pasar wilayah Indonesia timur yang terus meningkat tajam.
"Keinginan untuk membangun pabrik semen terintegrasi di Papua memang ada, tetapi hal itu tentu memerlukan investasi yang sangat besar. Secara bertahap kami membangun dulu 'packing plant' (pabrik pengemasan) sambil menjajaki potensi untuk pembangunan pabrik baru," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013