Pamekasan - Para nelayan di pesisir pantai utara Pamekasan, Jawa Timur, kini tidak melaut akibat angin kencang dan ombak besar yang terjadi di wilayah itu dalam sepekan terakhir ini. Salah seorang nelayan di Desa Tolonto Raja, Kecamatan Pasean, Pamekasan Sui, Minggu menjelaskan, mereka memilih tidak melaut karena khawatir dengan cuaca yang selama ini kurang bersahabat. "Kalau saya sendiri sudah sekitar 10 hari tidak melaut. Soalnya takut petahu tenggelam. Kondisinya angin kan sangat kencang seperti ini," ucap Sui. Selain angin kencang, ombak di pesisir pantai utara Pamekasan ini juga tinggi, karena masuk laut Jawa. "Jangan di tengah laut, di bibir pantai saja ombaknya sudah sangat besar. Bahkan beberapa rumah warga di sini rusak akibat diterjang ombak dan angin kencang," tuturnya. Ia menuturkan, aktivitas warga sehari-hari saat ini hanya memperbaiki jaring, bahkan ada sebagian nelayan yang beralih bekerja sebagai kuli bangunan. Banyaknya nelayan yang tidak melaut ini juga berdampak pada kebutuhan komsumsi ikan laut dan menyebarkan harga ikan di pasaran mahal, bahkan naik tiga kali lipat dibanding hari-hari normal. Di beberapa pasar tradisional di Pamekasan seperti di Pasar Kolpajung, Pasar 17 Agustus dan Pasar Gurem harga ikan melambung tinggi. Untuk ikan jenis pindang misalnya, kini menjadi Rp20.000 per satu rantang, padahal sebelumnya hanya kisaran antara Rp10.000 hingga Rp12.000. Demikian juga dengan harga ikan tongkol segar naik Rp11.000 dari sebelumnya hanya Rp15.000 per ekor, kini menjadi Rp25.000 per ekor. "Katanya saat ini nelayan banyak tidak melaut, sehingga hasil tangkapan sangat sedikit. Makanya harga ikan sangat mahal," ujar salah seorang ibu rumah tanggal asal Pademawu, Pamekasan, Dartingsih, Minggu siang.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013