Gresik - Sedikitnya 568 calon penumpang kapal menuju Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, tertahan selama sepekan di Pelabuhan Gresik akibat gelombang tinggi yang melanda Laut Jawa. Kepala Seksi Administrator Kepelabuhanan (Adpel) Gresik, Nanang Afandi, Jumat mengatakan, tinggi gelombang di Laut Jawa sejak 5 Januari terpantau mencapai 4 meter. Karena itu, pihak Pelabuhan Gresik melarang sejumlah kapal berlayar, baik kapal barang atau pun kapal penumpang. "Kalau kapal barang ada sekitar 40, dan sampai kini tidak berlayar akibat gelombang tinggi sejak Sabtu 5 Januari lalu," katanya. Akibatnya sejumlah barang seperti sayuran, buah-buahan dan sejumlah produk makanan seperti sembako mulai membusuk. Sementara, untuk menangani penumpang yang tertahan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik telah mengirim ratusan nasi bungkus kepada penumpang. "Malam ini kita kirimkan sebanyak 568 nasi bungkus kepada penumpang yang tertahan. Dan akan kami lakukan terus selama mereka tertahan di pelabuhan," kata Kepala BPBD Gresik, Hari Sucipto. Hari menjelaskan, ratusan penumpang itu kini telah ditempatkan Pemkab Gresik ke sejumlah lokasi penginapan, termasuk ke Seketariat Komunitas Warga Bawean (SKWB). "Ada enam lokasi yang dijadikan tempat penginapan warga Pulau Bawean yang tertahan di Pelabuhan Gresik, dan kami kirimkan konsumsinya dalam bentuk nasi bungkus," katanya. Hari memperkirakan, puluhan kapal mulai berlayar pada Senin (14/1), sebab pihaknya mendapat laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, jika gelombang mulai surut pada tanggal itu. "Diperkirakan Senin besok cuaca mulai membaik, dan penumpang bisa mulai berlayar ke Pulau Bawean. Itu informasi yang saya dapatkan dari BMKG, Surabaya," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013