Bojonegoro - Jajaran Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro, Jawa Timur, semakin meningkatkan kewaspadaan menghadapi penyebaran kasus flu burung, setelah ditemukan burung puyuh milik warga positif terjangkit flu burung.
"Temuan kasus flu burung di Desa Ngunjung, Kecamatan Temayang, beberapa hari lalu sudah ditindaklanjuti dengan membagikan disinfectan kepada peternak burung puyuh," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Tukiwan Yusa, Rabu.
Ia menjelaskan, pihaknya menerima laporan sebanyak 638 ekor burung puyuh milik Yunikmah, warga Desa Ngujung, Kecamatan Temayang, mati mendadak, pada 2 Januari.
"Dari hasil pemeriksaan dengan "rapit test" diketahui burung puyuh yang mati itu positif terjangkit flu burung," jelasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, sebanyak 512 burung puyuh yang masih tersisa milik Yunikmah langsung dimusnahkan, untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit flu burung.
"Jumlah peternak burung puyung yang menerima pembagian disinfectan cukup banyak. Selain itu, petugas juga memberikan sosialisasi agar peternak burung puyuh selalu menjaga kebersihan kandangnya," ucapnya.
Ia membenarkan, juga menerima laporan di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu dan di Kecamatan Kedungadem, ditemukan sejumlah bebek yang mati mendadak, setelah temuan kasus flu burung burung puyuh.
Namun, lanjutnya, petugas yang melakukan pemeriksaan bebek yang mati di dua lokasi itu, bukan karena flu burung, tapi penyakit lainnya.
"Bebek yang mati di dua lokasi itu bukan flu burung," ujarnya.
Berdasarkan data di Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro, populasi unggas di daerah setempat, ayam petelor 4.200 ekor, ayam buras 1,406 juta ekor, ayam ras pedaging 478.650 ekor, itik 63.357 eokor, mentok 62.449 ekor dan burung puyuh 13.650 ekor. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013