Bojonegoro - Banjir luapan Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis, merendam sedikitnya 1.157 hektare tanaman padi di daerah setempat, sebagian di antaranya ada yang sudah siap panen. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Kasiyanto, Kamis, mengatakan areal tanaman padi yang terendam air banjir seluas 1.157 hektare itu, di antaranya seluas 412 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Balen, sudah siap panen. Tanaman padi siap panen di Balen itu, jelasnya, lokasinya di Desa Sarirejo, Pilanggede, Kedungdowo, Sekaran, Kedungbondo, Mulyoagung dan Mulyorejo. "Tanaman padi yang siap panen kalau terendam banjir jelas akan rusak, apalagi kalau banjir merendam tanaman padi itu lebih dari tiga hari," katanya, menjelaskan. Di lain tempat, lanjutnya, tanaman padi seluas 100 hektare di Desa Semanding, Kecamatan Kota dan seluas 5 hektare di Desa Trucuk, Kecamatan Trucuk, yang juga siap panen, juga terendam air banjir. "Tanaman padi lainnya yang terendam air banjir usianya bervariasi, ada yang baru 20 hari, tapi ada juga yang sudah mencapai usia 50 hari," katanya, menjelaskan. Ia mengaku belum bisa menyebutkan besarnya kerugian petani karena tanaman padinya terendam air banjir dengan alasan banjir masih berlangsung. "Kami tidak berani memanen tanaman padi yang sudah siap panen, sebab genangan terlalu tinggi," kata seorang petani di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander Khamid, dibenarkan sejumlah petani lainnya. Data di BPBD, banjir luapan Bengawan Solo di daerah setempat, telah merendam sedikitnya 37 desa di sejumlah kecamatan, di antaranya di Kecamatan Kota, Kanor, Balen, Kapas, Trucuk dan Kalitidu. Selain itu, banjir bandang juga melanda delapan desa di Kecamatan Temayang, Sugihwaras, Sukosewu dan Balen, yang disebabkan meluapnya anak sungai Bengawan Solo. (*).

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013