Surabaya - Kenaikan tarif pesawat udara memicu inflasi di Jawa Timur sebesar 0,55 persen pada bulan Desember 2012 karena dipengaruhi momentum libur panjang Natal dan tahun baru. "Dari tujuh kota/kabupaten yang termasuk wilayah Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim, seluruh daerah mengalami inflasi pada akhir tahun 2012," kata Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, Irlan Indrocahyo, di Surabaya, Rabu. Menurut dia, inflasi tertinggi di Jatim pada bulan Desember 2012 terjadi di Jember yakni sebesar 0,78 persen. Posisi berikutnya disusul oleh Malang dengan inflasi 0,70 persen, Surabaya 0,52 persen, Probolinggo 0,49 persen, Sumenep 0,46 persen, dan Kediri 0,37 persen. "Sementara, inflasi terendah terjadi di Madiun sebesar 0,34 persen selama Desember 2012," ujarnya. Jika dilihat dari sisi pengeluaran konsumsi rumah tangga, jelas dia, mayoritas mengalami kenaikan harga seperti kelompok bahan makanan meningkat 1,15 persen. Kemudian, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,58 persen. "Kelompok perumahan, listrik, air, gas, bahan bakar meningkat 0,31 persen. Kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau meningkat 0,25 persen, kelompok kesehatan naik 0,25 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga naik tipis 0,01 persen," katanya. Akan tetapi, tambah dia, penurunan harga justru terlihat pada kelompok sandang sebesar 0,30 persen. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya deflasi di kelompok sandang. "Di sisi lain, mengenai komoditas penyebab inflasi di Jatim selain tarif jasa angkutan udara maka dipengaruhi oleh harga daging sapi yang meningkat dari Rp70 ribu perkilogram menjadi Rp90 ribu perkilogram," katanya. Bahkan, lanjut dia, terjadinya inflasi dipicu kenaikan harga beras, telur ayam ras, daging ayam ras, dan ikan bandeng. Secara umum, inflasi pada bulan Desember 2012 merupakan pencapaian tertinggi ketiga pada periode sama selama enam tahun terakhir. "Inflasi Desember tahun 2010 sebesar 1,02 persen, Desember 2007 sebesar 0,57 persen sedangkan inflasi terendah tampak pada Desember tahun 2009 yakni 0,49 persen. Sementara, Desember tahun 2008 justru deflasi 0,29 persen," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013