Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur meminta Palang Merah Indonesia (PMI) setempat ikut mensosialisasikan program kesehatan yang dicanangkan pemerintah melalui sekolah-sekolah.
"PMI Bojonegoro harus ikut melakukan kegiatan edukasi kesehatan yang terintegrasi dengan program pemerintah," kata Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah saat membuka musyawarah kerja PMI Bojonegoro, Kamis.
Nurul menyampaikan, program pemerintah daerah di bidang kesehatan diantaranya terkait pembentukan mental, pencegahan narkotika, donor darah dan lainnya.
Melihat data 30,40 persen dari jumlah penduduk Bojonegoro adalah usia produktif yakni 13 sampai 28 tahun, sehingga PMI Bojonegoro perlu menyusun program kerja khusus ke sekolah-sekolah SMA/SMK/MA untuk mensosialisasikan manfaat donor darah bagi kesehatan dan kemanusiaan.
"PMI harus memanfaatkan momentum ini guna meningkatkan edukasi donor darah di kalangan generasi produktif,” jelasnya.
Disisi lain, Nurul berharap musyarawah kerja PMI Bojonegoro dapat melahirkan rencana kerja tahun 2026 yang lebih solid, sekaligus memastikan PMI terus menjadi garda terdepan dalam pelayanan kemanusiaan dan mitigasi bencana.
"Adanya Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) PMI semakin memperkuat kolaborasi dengan program Desa Tangguh Bencana (Destana) BPBD," terangnya.
Sementara itu ketua PMI Kabupaten Bojonegoro, dr. Ahmad Hernowo mengatakan bahwa adanya dukungan Pemkab Bojonegoro menjadikan PMI semakin aktif bergerak bersama-sama melaksanakan tugas kemanusiaan.
Adanya relawan PMI mulai Palang Merah Remaja (PMR) di sekolah, Korps Suka Rela (KSR) di perguruan tinggi maupun Tenaga Suka Rela (TSR) yang ada di masyarakat menjadi semakin kuat dalam bergerak.
"Berharap semua unsur PMI (pengurus, karyawan dan relawan) terus melaksanakan tugas kemanusiaan, baik di sekolah maupun dimana saja berada," katanya.
Editor : Astrid Faidlatul Habibah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025