Tulungagung - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah IV Jawa Timur optimistis inflasi Jatim pada tahun 2012 mencapai 4,35 persen atau turun dibandingkan posisi tahun 2011 sebesar 6 persen. "Estimasi penurunan inflasi Jatim tahun 2012 karena dipengaruhi harga komoditas internasional yang masih melemah," kata Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Jatim, Mohammad Jufrin, ditemui dalam Media Gathering Wartawan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Wilayah IV, di Tulungagung, Sabtu. Tapi, ungkap dia, pemerintah tetap perlu mewaspadai sejumlah indikator ekonomi seperti fluktuasi harga komoditas dalam jangka pendek, kondisi perekonomian global, dan belum stabilnya ekonomi negara maju. "Pemerintah juga harus meningkatkan kewaspadaannya terhadap depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat," ujarnya. Sementara, jelas dia, faktor internal penyebab terjadinya inflasi pada tahun 2012 di antaranya kenaikan harga beragam bahan kebutuhan pokok karena faktor cuaca dan kondisi pasokan. "Selain itu, berbagai kebijakan 'adminictered price' tahun 2012 seperti rencana kenaikan tarif tenaga listrik, harga gas industri, tarif cukai rokok, UMK, dan belum diperbaikinya tata niaga komoditas utama," katanya. Secara umum, tambah dia, inflasi bukan menjadi fenomena moneter melainkan terjadi karena adanya kelangkaan barang dan jasa di sejumlah daerah. "Untuk mengantisipasi terjadinya inflasi, Bank Indonesia bekerja sama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah Jatim rutin melakukan pengawasan, operasi pasar, dan inspeksi pasar," katanya. Pada masa mendatang, kata dia, untuk memiliki kesamaan data tentang potret perkembangan harga komoditas di Jatim maka BI siap menambah jumlah lokasi survei harga komoditas seperti yang dilakukan Badan Pusat Statistik. "Kalau saat ini, survei untuk memantau harga komoditas kami lakukan setiap pekan dengan metode sederhana di empat kabupaten/kota yakni Surabaya, Jember, Malang, dan Kediri," katanya. Mengenai jumlah komoditas yang dipantau, lanjut dia, selama ini masih 45 komoditas sebagai bahan untuk memproyeksi kinerja inflasi Jatim tiap bulan. "Terkait pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2012, kami perkirakan mencapai antara 7-7,3 persen karena didorong oleh kuatnya pasar domestik dan nasional. Contoh, membaiknya perkembangan perdagangan antarpulau dan kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012