Pengamat ekonomi Universitas Jember Adhitya Wardhono PhD mengatakan kunjungan kenegaraan Raja Kerajaan Yordania Hasyimiah Raja Abdullah II ibn Al Hussein ke Indonesia menjadi momentum untuk memperluas kerja sama ekonomi dua arah.
Tidak hanya itu, menurut dia, kunjungan itu mempertegas hubungan diplomatik dua negara yang sudah berlangsung lebih dari tujuh dekade.
"Dari sisi ekonomi, kunjungan itu membuka peluang untuk menggeser hubungan yang sebelumnya lebih bersifat politik terutama soal isu Palestina menjadi hubungan yang lebih berorientasi ekonomi dan investasi dua arah," katanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu.
Menurut dia, kunjungan tersebut dapat menjadikan peluang memperbesar perdagangan dan investasi Indonesia-Yordania. Jika dilihat dari kinerja ekspor Indonesia ke Yordania mencapai sekitar 704,66juta dolar AS pada 2024.
"Ada potensi kenaikan yang signifikan dalam nilai ekspor Indonesia ke Yordania dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu menunjukkan pasar Yordania (dan kawasan sekitarnya) mulai makin relevan bagi Indonesia," katanya.
Sementara itu, ia mengatakan impor Indonesia dari Yordania pada tahun 2023 tercatat sekitar 190,72juta dolar AS. Perdagangan dua arah masih relatif kecil untuk Yordania ke Indonesia yang berarti masih banyak ruang untuk memperkuat hubungan, baik melalui ekspor Yordania ke Indonesia atau peningkatan investasi dua arah.
"Jika ditelisik dari realisasi investasi Yordania ke Indonesia masih sangat kecil yaitu berkisar 4,43juta dolar AS pada KuartalIV/2024," kata dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unej itu.
Menurut dia, Indonesia memiliki skala ekonomi jauh lebih besar, yang menunjukkan bahwa Indonesia bisa menjadi partner utama dan menawarkan akses pasar yang lebih besar bagi investor Yordania.
"Yordania juga memiliki keunggulan sebagai hub ke Timur Tengah yang strategis bagi Indonesia. Posisi strategis Indonesia di ASEAN dan hubungan yang sudah lama dengan Yordania bisa dimanfaatkan untuk memperkuat supply chain, ekspor, dan investasi lintas kawasan," katanya.
Adhitya menjelaskan Yordania sebagai pintu gerbang ke pasar Timur Tengah dan dunia Barat karena posisinya yang strategis, sehingga membuka peluang besar bagi Indonesia untuk memperluas ekspor.
"Meskipun bukan destinasi ekspor utama, Yordania berfungsi sebagai jembatan penting ke pasar yang lebih luas dan menjadikannya sebagai pintu bagi produk Indonesia, yang dapat dire-ekspor ke pasar kawasan seperti Irak, Palestina, Mesir dan negara kawasan lainnya," ujar dia.
Menurut dia, kedekatannya dengan negara-negara besar, seperti AS dan Uni Eropa membuka akses pasar yang lebih besar bagi produk Indonesia untuk bersaing. Potensi itu memungkinkan Indonesia untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan Timur Tengah dan memperkuat posisi di pasar global.
Editor : Vicki Febrianto
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025