Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur kembali menggulirkan rancangan program revitalisasi pasar tradisional di daerah itu melalui skema bantuan pusat, tahun depan (2026).
"Revitalisasi penting untuk menghadirkan pasar tradisional yang layak dan representatif sebagai pusat ekonomi rakyat," kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskomindag) Trenggalek Saniran di Trenggalek, Kamis.
Upaya tersebut dilakukan agar masyarakat memiliki fasilitas perdagangan yang aman, bersih, dan nyaman.
"Program revitalisasi pasar tetap kami dorong. Karena keterbatasan anggaran di daerah, kami usulkan ke pemerintah pusat dengan harapan bisa memperoleh dukungan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK)," kata Saniran.
Ia menjelaskan, selama dua tahun terakhir belum ada alokasi DAK untuk revitalisasi pasar di Trenggalek.
Namun, Pemkab berencana kembali mengajukan proposal pada tahun 2026 melalui program pasar tematik sesuai ketentuan pemerintah pusat.
"Skema DAK sekarang berbasis pasar tematik, sementara di Trenggalek belum ada pasar tematik. Kami akan menyesuaikan dan tetap mengusulkan agar mendapat bantuan," ujarnya.
Dari total 23 pasar tradisional di Trenggalek, lebih dari 50 persen dinilai membutuhkan perbaikan menyeluruh.
Beberapa di antaranya ialah Pasar Dongko, Pasar Sebo, Pasar Tugu, Pasar Karangan, dan Pasar Bendo yang mengalami kerusakan cukup berat.
Sambil menunggu dukungan anggaran revitalisasi, pemerintah daerah tetap melakukan penanganan skala kecil dengan memanfaatkan dana retribusi pasar.
"Dari retribusi pasar kami anggarkan untuk perbaikan ringan, seperti talang air, tempat sampah, dan sarana pendukung lainnya. Prinsipnya, pemerintah hadir untuk menjaga keberlangsungan aktivitas ekonomi masyarakat," tutur Saniran.
Editor : Taufik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025