Madiun - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menemukan sebanyak 47 kasus baru penderita HIV/AIDS di wilayah setempat dalam kurun waktu Januari hingga November 2012.
Pelaksana Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Madiun, Hery Setiawan, Sabtu, mengatakan, jumlah ini melebihi dari temuan kasus serupa pada tahun 2011 yang tercatat sekitar 40 kasus.
"Tingginya temuan baru kasus HIV/AIDS di Kabupaten Madiun tersebut ditunjang naiknya kesadaran para perisiko tinggi untuk memeriksakan kesehatannya di klinik VCT atau PMI setempat," ujar Hery kepada wartawan.
Menurut dia, temuan kasus baru tersebut menyebar hampir di 15 kecamatan di Kabupaten Madiun, di antaranya, Kecamatan Dolopo, Jiwan, Kare, Madiun, Pilangkenceng, Gemarang, Saradan, Balerejo, Sawahan, Geger, Dagangan, dan Mejayan.
Adapun jumlah kasus temuan HIV/AIDS di Kabupaten Madiun secara total sejak pertama kali ditemukan tahun 2002 hingga November 2012 telah mencapai 181 kasus.
Dari jumlah total tersebut, 63 penderita di antaranya telah meninggal dunia dan sisanya sebanyak 118 penderita masih bertahan hidup.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Sulistyo Widyantono, mengatakan, telah terjadi pergeseran faktor penyebab penularan penyakit ini. Yakni dari para perisko tinggi ke kalangan yang tidak termasuk perisiko tinggi.
Data KPA dan Dinas Kesehatan setempat mencatat, penderita HIV/AIDS berdasarkan risiko penularan tertinggi berada di kalangan ibu rumah tangga yang mencapai 26,19 persen, pelanggan WPS mencapai 23,21 persen, dan WPS langsung mencapai 19,64 persen. Sisanya ditularkan dari risiko lain seperti narkoba jarum, kaum gay, kaum waria, dan perinatal (kelahiran).
"Pergeseran penyebab penularan ini tidak terjadi di Kabupaten Madiun saja, namun telah menjadi tren nasional. Para ibu rumah tangga ini kebanyakan tertular dari suaminya. Hal ini yang mengkhawatirkan," katanya.
Guna mencegahnya, saat ini pihaknya dengan lembaga terkait, terus melakukan sosialisasi dan pendampingan ke masyarakat baik umum maupun perisiko tinggi bahwa penyakit HIV/AIDS terus menjadi ancaman.
"Sosialisasi yang gencar kami lakukan saat ini adalah Program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS), sebab saat ini heteroseksual telah menjadi faktor penularan teringgi HIV," kata Sulis.
Dalam program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS), pihaknya menekankan pada empat hal utama, yakni meningkatkan pendidikan agama dan ketahanan keluarga, meningkatkan pengetahuan remaja yang komperhensif tentang HIV/AIDS, meningkatkan pemberdayaan dan perlindungan ibu/perempuan dan remaja putri, serta mencegah dan menghilangkan stigma menjauhi penderita HIV/AIDS.
"Bagi yang telah menikah diimbau untuk setia kepada pasangannya dan jangan melakukan hubungan seks dengan yang lain. Sikap setia bisa mencegah penularan HIV," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012