BMKG : Siklon Gaemi Tak Berdampak di Indonesia
Sabtu, 6 Oktober 2012 14:22 WIB
Surabaya - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya menyebutkan siklon tropis Gaemi yang kini berada di perairan sebelah barat Filipina, tidak berdampak terhadap tinggi gelombang dan kecepatan angin di wilayah Indonesia.
" Siklon itu tidak berdampak terhadap perairan di Indonesia. Cuaca di Indonesia, khususnya Indonesia bagian timur karena pemanasan maksimum matahari," kata prakirawan BMKG Meritim Tanjung Perak Surabaya, Eko Prasetyo, Sabtu.
Tinggi gelombang di perairan Laut Jawa dan di Samudera Indonesia di selatan Jawa Timur ke timur berkisar 1,5 - 2,5 meter. Sedangkan kecepatan angin di perairan Laut Jawa lebih dari 45 kilometer per jam dan di Samudera Indonesia selatan Jawa Timur lebih 50 kilometer per jam. Angin bergerak dari timur tenggara ke arah barat dan barat laut.
Namun demikian, Eko memperkirakan peluang terjadinya hujan sporadis di sejumlah daerah, khususnya di wilayah perairan, cukup besar, sebagai imbas pemanasan maksimal sekitar equator belakangan ini akibat pergerakan semu matahari.
Menurut dia, fenomena hujan sporadis tersebut bukan menandai awal musim hujan, tapi tanda akan memasuki masa pancaroba atau masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Awal musim hujan diperkirakan akan terjadi pada akhir Oktober mendatang.
Terkait datangnya musim pancaroba tersebut Eko mengingatkan kembali masyarakat selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya angin puting beliung yang biasa menyertai datangnya musim pancaroba. "Meskipun saat ini belum ada laporan kejadian puting beliung, tapi masyarakat perlu waspada karena peluang terjadinya angin puting beliung pada saat seperti sekarang ini cukup tinggi," katanya.
Sementara itu, pemanasan maksimal kini sedang terjadi di sekitar equator sehingga berimbas terhadap suhu udara yang menyengat serta penguapan yang cukup tinggi sehingga peluang timbulnya hujan sporadis cukup besar.
"Suhu udara saat ini berkisar 34-35 derajat celcius, sehingga cukup menyengat. Sedangkan hujan sporadis berpeluang terjadi di beberapa daerah, khususnya kawasan pesisir, tapi sifatnya tidak merata," kata Eko menjelaskan. (*)