Pejuang Veteran Madiun Prihatin Tawuran Pelajar
Senin, 1 Oktober 2012 19:14 WIB
Madiun - Sejumlah pejuang veteran asal Madiun, Jawa Timur, merasa prihatin dengan aksi tawuran antarpelajar yang terjadi akhir-akhir ini di sejumlah daerah.
"Kami hanya bisa mengelus dada. Saat seusia pelajar, kami dulu harus berjuang melawan Belanda dan juga pemberontak yang ingin memecah bangsa. Namun, para pelajar saat ini malah tawuran dengan sesama pelajar lainnya. Apalagi sampai ada yang mati," ujar Soekirman (81), salah satu veteran saat mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Senin.
Pihaknya sangat menyayangkan aksi anarkis tanpa sebab yang jelas tersebut. Harusnya para pelajar masa kini mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif, bukannya malah tawuran.
"Karena itu kami berpesan, semangat persatuan harus senantiasa dikedepankan. Terlebih semangat Pancasila," ujar salah satu veteran Madiun lainnya, Hadi Soeprapto (82).
Hadi Soeprapto dan Soekirman adalah mantan pejuang. Pada tahun 1947, keduanya bergabung dalam Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) yang berbasis di Jawa Timur.
Menjadi tentara sambil belajar bukan keinginannya, namun keadaan yang memaksa. Ia yang saat itu masih berusia belasan tahun sebenarnya sangat ingin bersekolah. Waktu itu bersama TRIP, Tentara Genie Pelajar (TGP), dan Tentara Pelajar (TP), keduanya bergabung membentuk Brigade 17 untuk perang kemerdekaan melawan penjajahan.
"Dulu semua pelajar berperang. Saat ini tugas pelajar adalah belajar. Terus berjuang melawan kebodohan, itu yang benar. Jangan malah tawuran," tuturnya prihatin.
Mereka menilai melalui momentum hari Kesaktian Pancasila, para pemuda diajak untuk kembali kepada jiwa Pancasila. Jiwa yang cinta tanah air, tidak mudah dipecah belah, dan tidak mudah tawuran.
"Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila jangan hanya jadi ritual belaka, tapi harus dihayati dan dilakukan dalam kehidupan nyata untuk mengisi kemerdekaan," tambah keduanya.
Monumen Kresek selalu dipilh oleh Pemkab dan Pemkot Madiun menjadi lokasi upacara peringatan hari Kesaktian Pancasila. Monumen tersebut dibangun di atas lahan bekas pembuangan korban keganasan anggota PKI Madiun 1948 dan menjadi salah satu tempat wisata sejarah di Kabupaten Madiun. (*)