Seratusan Sopir Tebu Mendemo PG Kanigoro Madiun
Jumat, 3 Agustus 2012 5:31 WIB
Madiun - Sekitar seratusan sopir truk pengangkut tebu, mendemo PTPN XI Pabrik Gula (PG) Kanigoro, di Desa Sidorejo, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jumat dini hari.
Para sopir truk ini merasa kesal karena muatan tebu mereka tak kunjung dibongkar oleh pihak pabrik, hingga membuat para sopir menunggu hampir seharian penuh.
"Saya sudah menunggu sejak pagi tapi sampai saat ini belum juga dibongkar, padahal uang saku saya sudah habis. Mau pulang juga tidak mungkin karena belum dibongkar," ujar salah satu sopir truk pengangkut tebu asal Cepu, Blora, Jawa Tengah, kepada wartawan.
Bambang mengaku sudah berada di PG Kanigoro sejak Kamis (2/8) pagi sekitar pukul 10.00 WIB. Namun hingga pukul 00.00 WIB, Jumat dini hari, tebu yang ia angkut tidak juga dibongkar oleh petugas pabrik gula.
Hal yang sama dialami oleh sopir lainnya, Sudarta. Menurut dia tuntutan para sopir sangat sederhana, yakni segera ada kejelasan dari pihak pabrik kapan tebu mereka dibongkar.
"Kami hanya minta kejelasan apa tebu kami bisa dibongkar atau tidak. Sebab jika tidak bisa, kami akan mencari pabrik gula lainnya. Sehingga kami tidak rugi," kata Sudarta.
Suasana semakin memanas karena tidak ada dari pihak pabrik yang bersedia menemui para sopir untuk memberikan alasan mengapa hingga malam hari tebu tak kunjung dibongkar.
Bahkan saat para sopir berusaha mencari penjelasan, terdapat beberapa di antaranya yang bersitegang dengan petugas keamanan PG Kanigoro. Keadaan kembali normal setelah perwakilan PG Kanigoro dengan sopir bertemu dan berdialog.
Para sopir berharap manajemen PG Kanigoro mengatasi masalah tersebut. Menurut para sopir, antrean yang terjadi kali ini sudah kelewatan karena biasanya menunggu antrean hanya sekitar 1-2 jam saja. Pihak sopir mengaku rugi besar jika sampai antre lama.
"Berdasarkan hasil pertemuan, pihak pabrik menyatakan tidak dapat menerima kiriman tebu karena stok tebu di dalam pabrik sudah berlebih atau "over load" dan tidak bisa menerima tebu lagi," kata Sudarta yang ikut menemui perwakilan pabrik.
Diperkirakan masih ada sekitar 70 truk pengangkut tebu yang antre menunggu jadwal bongkar muatan. Setelah dilakukan negosiasi, para sopir akhirnya bersedia tetap menunggu namun ada juga mulai meninggalkan kawasan pabrik dengan tertib.
Pada musim giling tahun ini, PG Kanigoro menargetkan produksi gula sebanyak 19.000 ton dengan bagi hasil 13.000 ton gula milik pabrik dan 6.000 gula milik petani. (*)