Dinkes: Pamekasan Aman Flu Burung
Sabtu, 4 Februari 2012 15:32 WIB
Pamekasan - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, Madura, Ismail Bey, menyatakan, hingga kini Pamekasan masih aman dari serangan flu burung.
"Alhamdulillah, sampai detik ini tidak ditemukan adanya kasus flu burung di Pamekasan, bahkan hasil rapat koordinasi Dinas Kesehatan tingkat kabupaten/kota se-Jawa Timur menyebutkan semua wilayah di Jatim masih aman," katanya di Pamekasan, Sabtu.
Kendati belum ditemukan adanya unggas ataupun manusia yang terserang flu burung, pihaknya telah meningkatkan kewaspadaan dengan terus mengintensifkan koordinasi dengan dinas terkait, yakni Dinas Peternakan.
Selain itu, Dinkes juga meminta petugas medis yang ada di puskesmas di berbagai wilayah kecamatan agar meningkatkan pengawasan.
"Kami telah meminta mereka agar menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat, agar jika ada warga yang menderita panas tinggi secepatnya melapor," kata Ismail.
Atau, jika ada warga yang unggasnya mati mendadak, maka pihaknya meminta agar petugas para medis itu segera melakukan penelitian epidemiologi di sekitar lokasi kejadian.
Ismail menambahkan, sebenarnya tidak hanya Pamekasan yang aman terserang penyakit flu burung, akan tetapi juga di tiga kabupaten lain di Madura, seperti Sampang, Bangkalan dan Sumenep.
"Tapi bukan berarti kami dari Dinas Kesehatan ini lalu diam saja. Upaya pencegahan tetap kita lakukan," katanya menjelaskan.
Menurut dia, upaya pencegahan yang dilakukan Dinkes ialah penularan pada manusia, sedangkan di Dinas Peternakan pada unggasnya.
Ismail menjelaskan, flu burung merupakan salah satu jenis flu yang bersifat sangat berbahaya terhadap manusia.
Flu burung terdengar sangat mengerikan, mengingat banyak korban jiwa yang sudah jatuh akibat virus H5N1 itu. Faktor utama jenis penyakit ini adalah unggas.
Pencegahan bisa dilakukan dengan membakar bangkai hewan yang terserang virus flu burung tersebut, tetapi metode pembakaran yang digunakan harus tepat guna, mencegah asap dan material lain tersebar ke tempat lain, sebab material-material tersebut masih memiliki potensi menular.
Pengobatan penanganan flu burung terang Ismail Bey, dapat dilakukan dengan pemberian obat flu seperti Tamiflu atau jenis obat lainnya, namun harus tetap dalam pengawasan dokter atau pihak rumah sakit yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan.
Menurut dia, jenis obat penanggulangan infeksi flu burung salah satunya dengan memberikan obat seperti amantadine dan rimantadine yaitu ion channel (M2) blocker, yang menghalagi aktivitas ion channel dari virus flu jenis A dan bukan jenis B sehingga aliran ion hydrogen dapat dicegah dan virus tidak dapat berkembang biak.
"Tapi jenis obat ini tidak dijual bebas di pasaran," kata Ismail.
Pada manusia, virus flu burung karena adanya kontak langsung dengan sekresi unggas yang terinfeksi. Manusia yang memiliki resiko tinggi tertular adalah anak-anak, karena memiliki daya tahan tubuh rendah.
"Nah, Dinkes perlu meningkatkan koordinasi dengan Dinas Peternakan dalam mendeteksi flu burung pada manusia ini, karena manusia yang terserang pasti sebelumnya terlibat kontak dengan unggas yang terserang flu burung itu," kata Ismail Bey menjelaskan.
Di Pamekasan, kasus flu burung pernah terjadi pada akhir 2009 hingga awal 2010. Ketika itu ratusan unggas milik warga di wilayah Kecamatan Pademawu mati mendadak dan setelah dilakukan penelitian positif terserang flu burung.
"Tapi berkat kesigapan petugas, baik Dinas Peternakan yang berkoordinasi, virus mematikan itu tidak sampai menular kepada manusia," kata Ismail Bey menjelaskan. (*)