Mahasiswa Bojonegoro Shalat Gaib Korban Bima
Jumat, 30 Desember 2011 17:00 WIB
Bojonegoro - Puluhan mahasiswa yang tergabung di dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bojonegoro, Jumat, menggelar shalat gaib untuk korban tewas dalam kasus Sape Bima, Nusa Tenggara Barat, di tengah jalan ketika demontrasi.
"Kami tadi sudah berwudlu di sekretariat IMM, sebelum berangkat demo," kata salah seorang pendemo, Bibit, disambut tersenyum para mahasiswa lainnya.
Dalam demo yang dipusatkan di bundaran jalan di Kelurahan Sumbang, Kecamatan Kota itu, pendemo menggelar shalat gaib, dan kemudian dilanjutkan doa bersama bagi korban kasus Sape, Bima yang salah satunya aktivis IMM Bima Nusa Tenggara Barat.
Selain itu, pendemo juga membagikan selebaran kepada penggunan jalan di daerah setempat. Dalam aksinya, mereka juga membawa poster, di antaranya bertuliskan, "Anti Polisi Brutal, Usut Tuntas Kasus Penembakan Aktivis IMM" dan "Tolak Tindakan Represif Aparat".
Di tengah jalan itu, sebelumnya pendemo yang mendapatkan penjagaan ketat petugas Polres Bojonegoro, menggelar teatrikal yang mengambarkan petugas dalam menangani kasus Sape, Bima yang dinilai represif, sehingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Kepada pendemo, Kapolres Bojonegoro, AKBP Widodo menjelaskan, dalam menangani kasus demo di Sape, Bima itu, sudah dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP). Meski demikian, para mahasiswa diminta mempercayakan sepenuhnya, penyidikan kasus Bima yang dilakukan oleh ke Mabes Polri.
"Semuanya, kita serahkan sepenuhnya dalam penyidikan yang tengah berlangsung," katanya, menjelaskan.
Seusai memberikan penjelasan, AKBP Widodo disodori salah satu poster yang bertuliskan, "Polisi Bojonegoro Anti Tindakan Represif" dan diminta membubuhkan tanda tangan.
"Tidak apa-apa, walau spidolnya merah," katanya, sambil berjongkok yang kemudian membubuhkan tanda tangan lengkap dengan nama terang.
Dalam demo yang berlangsung sekitar satu jam itu, sempat memacetkan kendaraan yang melewati jalur jalan raya di daerah setempat, sebelum akhirnya pendemo membubarkan diri. "Ini sikap kami dalam kejadian di Sape, Bima," ucap Bibit, menegaskan.
Jajaran IMM Bojonegoro, katanya, mengutuk tindakan represif yang dilakukan aparat di Sape Bima, dan meminta Gubernur NTB dan Bupati Bima bertanggung jawab atas meninggalnya aktivis IMM di daerah setempat.