11 Kecamatan di Madiun Rawan Bencana
Rabu, 2 November 2011 16:25 WIB
Madiun - Sebanyak 11 dari 15 kecamatan di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tergolong daerah rawan bencana selama musim hujan yang berlangsung pada akhir tahun ini hingga awal tahun 2012.
Kepala Sub Bidang Penanganan dan Rehabilitasi, Badan Kesatuan Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol dan Linmas) Kabupaten Madiun, Subandi, Rabu, mengatakan kecamatan rawan bencana musim hujan tersebut antara lain, Kecamatan Kare, Saradan, Gemarang, Dagangan, Wungu, Geger, Balerejo, Madiun, Sawahan, Jiwan, dan Kebonsari.
"Sebetulnya, semua kecamatan rawan terhadap bencana alam. Namun demikian, ada 11 wilayah yang hampir setiap tahun terkena bencana alam saat musim hujan. Sehingga, warga masyarakat yang berdomisili di daerah rawan tersebut diminta untuk waspada," ujar Subandi.
Ia menjelaskan secara rinci, dari sejumlah kecamatan yang disebutkan tersebut, wilayah yang terpetakan rawan bencana tanah longsor adalah Kecamatan Kare, Saradan, Gemarang, Dagangan, dan Wungu. Kelima kecamatan tersebut berada di lereng Gunung Wilis.
Sedangkan kecamatan yang terpetakan rawan banjir antara lain, Kecamatan Balerejo, Dagangan, Wungu, Madiun, Sawahan, Geger, Jiwan, dan Kebonsari.
Menurut Subandi, banjir di wilayah Kabupaten Madiun merupakan banjir kiriman dari lereng Gunung Wilis ataupun daerah Ponorogo. Sementara, wilayah-wilayah yang rawan banjir tersebut dialiri anak sungai dari lereng Gunung wilis yang bermuara ke Bengawan Madiun.
"Sehingga, jika curah hujan sedang tinggi, dipastikan air sungai akan meluap, dan menyebabkan banjir. Karena itu, kami telah meminta petugas Bakesbangpol dan Linmas di wilayah kecamatan lereng Wilis untuk memberikan peringatan dini jika wilayah setempat diguyur hujan deras. Hal ini juga untuk mewaspadai adanya banjir bandang," terang dia.
Adapun, upaya pemkab mengantisipasi bencana adalah ini adalah dengan membentuk tim "Search And Rescue" (SAR), baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan masing-masing. Selain itu, juga berkoordinasi dengan Satlak Penanggulangan Bencana Pemkab Madiun.
"Tim SAR ini terlebih tim di kecamatan rawan bencana, akan bertanggung jawab pada daerah masing-masing jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Tanggung jawab dilakukan pada upaya mencegah bencana, penanganan bencana, hingga sesudah bencana. Tentunya, penanganan tersebut bekerja sama dengan warga dan pihak-pihak terkait," paparnya, menerangkan.
Ditambahkan Subandi, selain membentuk tim SAR, pihaknya juga telah menyiapkan berbagai persiapan, seperti peralatan satlak bencana, logistik, obat-obatan, dan melakukan simulasi bencana dengan warga. Ia juga mengimbau warga di sekitar wilayah rawan bencana untuk selalu waspada selama musim hujan berlangsung.
Data dari Bakesbangpol dan Linmas setempat mencatat, selama tahun 2009 terdapat 55 kali banjir, 11 kali bencana tanah longsor, dan enam kali bencana angin puting beliung. Pada tahun 2010, terjadi 26 kali banjir, 19 kali tanah longsor, dan satu kali bencana angin puting beliung. Sedangkan tahun 2011, pendataan masih berlangsung. (*)