Lahan Potensial Kritis Lumajang 14 Ribu Hektare
Senin, 25 Juli 2011 8:58 WIB
Lumajang - Lahan hutan potensial kritis yang tersebar di 21 kecamatan, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mencapai 14 ribu hektare.
Kepala Dinas Kehutanan Lumajang, Imam Suryadi, Senin, mengatakan lahan potensial kritis tersebut masih cukup kuat untuk menahan air karena setiap hektare kawasan potensial kritis masih memiliki 100-200 pohon.
"Alhamdulillah tidak ada lahan kritis di Kabupaten Lumajang, namun gerakan penghijauan kembali terus digalakkan di sejumlah daerah," tuturnya.
Kabupaten Lumajang merupakan kabupaten yang memiliki dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi yakni Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl, Gunung Bromo dengan ketinggian 2.392 mdpl dan Gunung Lamongan setinggi 1.600 mdpl.
Menurut Imam, hutan potensial kritis tersebut berada di seluruh kecamatan di Kabupaten Lumajang, namun terluas berada di Kecamatan Ranuyoso yang mencapai 2.147 hektare.
"Lahan potesial kritis terkecil berada di Kecamatan Tekung yang luasnya 1,24 hektare," katanya.
Ia menjelaskan, Dinas Kehutanan berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait untuk melakukan gerakan reboisasi, agar debit mata air yang berada di Lumajang dapat kembali mengalir.
"Kami juga kerja sama dengan Balai Besar Pemeliharaan Tanaman di Jakarta untuk memperbanyak benih sengon yang sudah disertifikasi dan ditanam di kawasan Kecamatan Senduro," paparnya.
Data di Dinas Kehutanan Lumajang mencatat jumlah debit air yang mengering dan mati pada tahun 2008 sebanyak 49 mata air, namun saat ini lebih dari 20 mata air sudah pulih kembali.
Ia menuturkan, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wono Lestari di Kecamatan Senduro untuk menggalakkan program reboisasi di kawasan hutan rakyat.
"Kami juga menggencarkan program penanaman 'one man one tree', sehingga jumlah lahan potensial kritis bisa berkurang dan Kabupaten Lumajang menjadi kabupaten yang asri dan sejuk," katanya, menambahkan.