Surabaya (Antaranews Jatim) - "Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban saya sebagai gubernur, sebagai sebagai wakil gubernur dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh UUD Negara RI tahun 1945 dan menjalankan segala Undang-Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada masyarakat nusa dan bangsa," ucap Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak saat pelantikan di Istana Negara Jakarta, Rabu sore.
Ucapan sumpah jabatan di hadapan Presiden Joko Widodo dan disaksikan jutaan masyarakat Indonesia melalui siaran televisi tersebut menandai sahnya Khofifah-Emil sebagai orang nomor satu dan dua di Pemerintah Provinsi Jawa Timur periode 2019-2024.
Status Khofifah sebagai gubernur pun menjadi sejarah baru di Jawa Timur. Sebab, sejak 1945 tak ada satu pun kepala daerah di provinsi paling timur Pulau Jawa itu dijabat seorang perempuan.
Per 13 Februari 2019, Khofifah-Emil Dardak menggantikan Soekarwo-Saifullah Yusuf yang sejak 12 Februari mengakhiri masa jabatan usai menjabat dua periode (2009-2014 dan 2014-2019).
Pelantikan didasarkan pada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2/P Tahun 2019 tentang Pengesahan Pengangkatan Gubernur Jatim tertanggal 8 Januari 2019.
Sebelum dilantik, Khofifah dan Emil yang menerima salinan surat keputusan melakukan arak-arakan bersama dengan Presiden dan Wakil Presiden dari Istana Merdeka menuju Istana Negara.
Pelantikan dihadiri Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla, sejumlah menteri Kabinet Kerja, Gubernur Jawa Timur 2014-2019 Soekarwo, para kepala lembaga tinggi negara, sejumlah ketua partai politik, serta sejumlah pejabat negara dan daerah lainnya.
Khofifah Indar Parawansa sebelumnya menjabat Menteri Sosial sejak 27 Oktober 2014, lalu pada 17 Januari 2018 mengundurkan diri dari jabatan Menteri Sosial karena mengikuti Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2018.
Sedangkan, Emil Dardak sebelum menjabat Wakil Gubernur Jawa Timur adalah Bupati Trenggalek yang dilantik sejak 17 Februari 2016 bersama wakilnya Mochamad Nur Arifin.
Khofifah untuk pertama kalinya mencalonkan diri menjadi Gubernur Jatim pada 2008 bersama Mudjiono melawan empat pasangan lain, yaitu Sutjipto-Ridwan Hisjam, Soenarjo-Ali Maschan Moesa, Achmady-Suhartono, dan Soekarwo-Saifullah Yusuf.
Khofifah-Mudjiono dan Soekarwo-Saifullah Yusuf melaju ke putaran kedua, bahkan dilakukan putaran ketiga di beberapa daerah di Pulau Madura. Kendati demikian, yang berhasil memenangkannya adalah Soekarwo-Saifullah Yusuf dengan perolehan suara 50,11 persen, sedangkan Khofifah harus legowo dengan suara 49,89 suara.
Meski gagal di 2008, Khofifah masih berambisi untuk menjadi gubernur dan memutuskan maju lagi di 2013 bersama Herman Sumawiredja. Lawannya kembali Soekarwo-Saifullah Yusuf yang hasil akhirnya harus kembali mengakui keunggulan pesaingnya tersebut. Rincian suaranya, Soekarwo-Saifullah Yusuf memperoleh 8.195.816 suara (47,25 persen), sedangkan Khofifah-Herman harus puas dengan capaian 6.525.015 suara (37,62 persen).
Kesabaran Ketua Umum PP Muslimat NU itu berbuah manis. Usai dua kali kalah, akhirnya Khofifah yang berpasangan dengan Emil Dardak sukses menuju Grahadi.
Berdasarkan catatan KPU Jatim, pasangan Khofifah-Emil Dardak unggul Pilkada Jatim 2018 dengan raihan 10.465.218 (53,55 persen) suara, sedangkan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno mendapat 9.076.014 (46,45 persen) suara.
Rinciannya, total suara yang masuk dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur sebanyak 20.323.259. Dari jumlah itu, suara yang dinyatakan sah sebanyak 19.541.232, lalu 782.027 suara dinyatakan tidak sah.
Dalam Pilkada Jatim 2018, pasangan Khofifah-Emil diusung koalisi Partai Demokrat, Golkar, Hanura, PPP, PAN, dan NasDem, sedangkan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno diusung gabungan PDI Perjuangan, PKB, PKS, dan Gerindra.
Usai dilantik, keduanya mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena ingin mengedepankan aspek preventif (pencegahan) dalam pengelolaan pemerintahan daerah, kemudian keesokan harinya ke kantor Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
Pada Kamis (14/2) siang, Khofifah-Emil mendarat di Surabaya dan langsung menuju Masjid Al Akbar untuk melaksanakan sujud syukur, lalu dilanjutkan pawai ke Tugu Pahlawan menggunakan 99 jeep terbuka dan kendaraan lainnya untuk melakukan pidato kerakyatan.
Sesampainya di Tugu Pahlawan disambut 199 tari remo, lalu dari pidato kerakyatan menuju Siola dengan kawalan 99 sepeda kuno milenial, dilanjut arak-arakan dengan kereta ul daul menuju Gedung Negara Grahadi.
Setibanya di Grahadi, Khofifah-Emil bakal disambut tarian sufi dengan 99 penari, bahkan sejak pagi digelar khatmil Qur'an mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB dengan 99 hafidz/hafidzah.
Sedangkan, pada Jumat (15/2), ia langsung bekerja karena Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) harus dikerucutkan sampai kepada kristalisasi yang berseiring dengan Nawa Bhakti Satya.
Barulah Senin, 18 Februari, dilakukan serah terima jabatan di Kantor DPRD Jatim, sekaligus penyampaian visi-misi Gubernur Jatim periode 2019-2024 di hadapan 100 anggota DPRD Jatim.
Nawa Bhakti Satya
Khofifah pada beberapa kali kesempatan menjelaskan, program kerjanya bersama Emil Dardak menyimpan arti seperti doa setiap hari, yaitu bermakna memohon kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Total ada sembilan program kerja yang disiapkan untuk menyejahterakan rakyat Jatim. Pertama adalah "Jatim Sejahtera" yang orientasinya untuk pengentasan kemiskinan menuju keadilan dan kesejahteraan sosial, kedua adalah "Jatim Kerja" yaitu berfokus kepada "Milenial Job Center" dengan cara memberikan pelatihan kerja, pendidikan vokasi, membantu starting up usaha, membantu promosi bagi usahawan muda, dan membantu pembiayaan usaha pada tahap awal usaha.
Program ketiga adalah "Jatim Cerdas dan Sehat" yang fokus pada pendidikan dan kesehatan gratis berkualitas, keempat adalah "Jatim Akses" yang diprioritaskan untuk membangun infrastruktur dalam kerangka pengembangan wilayah terpadu, dan keadilan akses bagi masyarakat pesisir dan desa terluar.
Program kelima adalah "Jatim Berkah" yaitu dengan cara memberi tunjangan kehormatan imam masjid di kampung, pesisir dan pulau terluar, keenam "Jatim Agro" yang diprioritaskan untuk memajukan sektor pertanian, peternakan, perikanan darat dan laut, kehutanan, perkebunan untuk mewujudkan kesejahteraan petani dan nelayan.
Program ketujuh adalah "Jatim Berdaya" yang diprioritaskan untuk memperkuat ekonomi kerakyatan dengan berbasis UMKM, koperasi, dan mendorong pemberdayaan pemerintahan desa, lalu program kedelapan yakni "Jatim Amanah" yang bertujuan menyelenggarakan pemerintahan bersih, efektif dan antikorupsi.
Terakhir, program kesembilan adalah "Jatim Harmoni" yakni untuk menjaga harmoni sosial dan alam dengan melestarikan kebudayaan dan lingkungan hidup.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan telah memiliki rencana dan target kerja dalam 99 hari pertama pemerintahannya yang terbagi dalam tiga tahapan, yaitu program dikerjakan di 33 hari pertama, lalu 33 hari kedua, dan 33 hari ketiga.
Tanpa mengurai detil program prioritas kerja dimaksud, Emil mengilustrasikan bahwa penggunaan istilah (target kerja di) 99 hari pertama karena alasan simbolis, seperti angka sembilan yang dinilai angka baik 99 mirip "Asmaul Husna".
Harapan
Di Jawa Timur, pejabat-pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) sudah menyampaikan ucapan selamat datang kepada Khofifah-Emil Dardak untuk selanjutnya bersama-sama membawa Jatim menuju arah lebih baik dari segala segi.
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II Laksamana Muda TNI Mintoro Yulianto secara terang-terangan siap mengajak Khofifah naik kapal perang terbesar dan terbaik yang dimiliki Angkatan Laut.
"Saya siap mengajak Ibu Khofifah melihat dari dekat karya pembangunan di Jatim dari laut, seperti Jembatan Suramadu, PLTU-PLTU, hingga bagaimana menjaga keamanan dan ketertiban," katanya.
Jenderal TNI AL bintang dua itu mengucapkan selamat kepada Khofifah-Emil yang akan menjabat selama lima tahun ke depan dan berharap mampu memnbawa masyarakat Jatim semakin sejahtera.
Tokoh ulama nasional Habib Syech Abdul Qodir Assegaf pada acara selawat yang berlangsung Selasa (12/2) malam tak lupa mendoakan Khofifah-Emil sukses membawa Jatim dan berharap pemimpin baru mampu meneruskan dan menjadikannya menjadi lebih baik.
"Jawa Timur masyarakat dan pemimpinnya juga senang berselawat, Insha Allah selalu aman, tambah makmur dan subur berkat ridho Allah SWT," ucapnya.
Pada kesempatan sama, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf 2014-2019 juga menegaskan dukungannya kepada Khofifah-Emil dan lebih baik memimpin Jatim.
Mantan ketua umum GP Ansor tersebut berpesan agar Khofifah ketika memimpin bisa menciptakan "legacy" atau warisan sebagai penanda, seperti penanganan masalah banjir tahunan di Sampang Madura dan Kraton Pasuruan yang sampai sekarang tak kunjung bisa diselesaikan.
"Saya berharap Bu Khofifah bisa menyelesaikannya. Termasuk membangun bumi perkemahan berskala global untuk kegiatan Pramuka," katanya. (*)
Selamat Bekerja Gubernur Perempuan Pertama Jatim
Rabu, 13 Februari 2019 19:36 WIB
Saya siap mengajak Ibu Khofifah melihat dari dekat karya pembangunan di Jatim dari laut, seperti Jembatan Suramadu, PLTU-PLTU, hingga bagaimana menjaga keamanan dan ketertiban