Surabaya (Antaranews Jatim) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika bakal menggelar workshop sistem peringatan dini banjir pesisir atau rob yang dikenal dengan Coastal Inundation Forcasting Demonstration Project Indonesia (CIFDP-I) di Bali pada 28-30 Januari 2019.
Kepala Bidang Informasi Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo melalui keterangan tertulisnya, Sabtu mengatakan, BMKG sebagai instansi yang memiliki peran dalam memberikan informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca dan iklim untuk penanggulangan bencana bertugas untuk menyediakan informasi dan peringatan dini terhadap bahaya atau ancaman.
"Dengan panjang garis pantai ketiga terpanjang di dunia (99.093 km) tentunya memiliki peluang yang sangat besar terhadap ancaman bencana. banjir pesisir atau rob, tsunami, gelombang badai (storm surge) yang saat ini mengancam masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir," ujarnya.
Ia mengemukakan, salah satu upaya yang dilakukan guna mendukung Meteorology Early Warning System (MEWS) maka BMKG khususnya Pusat Meteorologi Maritim berupaya untuk mengembangkan sistem peringatan dini banjir pesisir atau rob yang dikenal dengan CIFDP-I sejak tahun 2013 atas asistensi dari WMO.
"Pembangunan sistem ini akan diimplementasikan di Jakarta dan Semarang sebagai pilot project, dengan pertimbangan kedua area tersebut memiliki dampak yang begitu besar akibat adanya banjir pesisir atau rob ini," ujarnya.
Menurutnya, setelah melakukan beberapa tahapan, Workshop CIFDP-I juga telah dilaksanakan pada tahun 2017 dengan mengundang Beberapa tim ahli dari WMO dan telah disepakati perjanjian kerjasama atau yang disebut dengan Devinitive National Agreement (DNA) serta ditandatangani pada tanggal 29 Maret 2017.
"Perjanjian Kerja sama tentang Sistem Prakiraan Dan Peringatan Dini Banjir Pesisir atau Rob (Coastal Inundation) melibatkan 5 Kementerian Lembaga, yaitu Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Kementerian Pupera, Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP, Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika BIG, dan Direktorat Kesiapsiagaan BNPB," katanya.
Ia mengatakan, masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban dalam pelaksanaan kegiatan ini demi tercapainya tujuan pembangunan sistem peringatan dini banjir pesisir atau rob yang diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat pesisir.
Ia mengatakan, sebagai tindak lanjut dari pembahasan Workshop CIFDP-I tahun 2017, maka sistem ini akan segera diimplementasikan beroperasional dan dapat dirasakan masyarakat pada tahun 2019.
"Oleh karena itu, BMKG dan WMO melaksanakan kegiatan CIFDP-I Final Meeting Workshop yang diselenggarakan di Denpasar, Bali tanggal 28 - 30 Januari 2019," katanya.
Ia mengatakan, tujuan dari kegiatan CIFDP-I Final Meeting Workshop tahun 2019 yaitu embangun sistem peringatan dini banjir pesisir atau rob khususnya untuk wilayah Jakarta dan Semarang untuk mengurangi dampak dan risiko yang diakibatkan oleh banjir pesisir rob.
"Membangun kerja sama antara untuk berkerjasama dalam mendukung operasional peringatan dini banjir pesisir atau rob, serta mendukung pengembangan infrastruktur pengamatan dan prediksi meteorologi maritim BMKG dalam rangka meningkatkan kapasitas layanan cuaca laut BMKG," katanya.(*)
Pantau Banjir Pesisir, BMKG Selenggarakan "Workshop CIFDP-1"
Sabtu, 26 Januari 2019 19:24 WIB
Pembangunan sistem ini akan diimplementasikan di Jakarta dan Semarang sebagai pilot project, dengan pertimbangan kedua area tersebut memiliki dampak yang begitu besar akibat adanya banjir pesisir atau rob ini