Jakarta (Antara) - Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat 14 poin, sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa dibuka melemah sebesar 23,37 poin.
Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat 14 poin menjadi Rp14.380 dibanding posisi sebelumnya Rp14.394 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji di Jakarta, Selasa, mengatakan, penguatan Rupiah didorong oleh sentimen domestik, yaitu surplus neraca perdagangan Juni 2018.
"Efek surplus dagang memberikan katalis positif bagi Rupiah," ujar Nafan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2018 sendiri tercatat surplus 1,7 miliar dolar AS.
Selain itu, lanjut Nafan, data penjualan ritel di AS juga mengalami penurunan sehingga juga menjadi sentimen negatif bagi Rupiah.
"Hal itu memberikan efek bagi depresiasi dolar terhadap berbagai intrumen "forex" lainnnya, termasuk Rupiah," kata Nafan.
Sebelumnya pada penutupan perdagangan kemarin, Rupiah masih melanjutkan pelemahannya.
Rilis laporan The Fed yang semakin optimis pada pertumbuhan ekonomi AS saat itu memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga acuan dan menjadi sentimen negatif bagi Rupiah.
Selain itu juga, data PDB China yang melambat di kuartal kedua juga menjadi sentimen negatif bagi Rupiah.
Berbeda dengan Rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa dibuka melemah sebesar 23,37 poin atau 0,4 persen ke posisi 5.881,79.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 5,92 poin (0,64 persen) menjadi 925.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa dibuka melemah sebesar 23,37 poin atau 0,4 persen ke posisi 5.881,79.
IHSG dibuka melemah sebesar 23,37 poin atau 0,4 persen ke posisi 5.881,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 5,92 poin (0,64 persen) menjadi 925.
IHSG sendiri masih terus bergerak melemah dan belum beranjak dari zona merah.
Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji mengatakan, pertumbuhan ekonomi China yang melambat pada kuartal kedua menjadi faktor penyebab melemahnya IHSG.
Produk Domestik Bruto (PDB) China sendiri tumbuh 6,7 persen pada kuartal II 2018, lebih lambat dibandingkan kuartal sebelumnya 6,8 persen.
Data tersebut tampaknya membebani bursa saham regional Asia termasuk Indonesia, yang juga menimbulkan kekhawatiran investor tentang dampak perang perdagangan China-AS terhadap pertumbuhan ekonomi di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Selain itu, masih terbatasnya sentimen domestik, walaupun neraca perdagangan Juni yang surplus 1,7 miliar dolar AS, belum mengerek IHSG ke zona hijau.
"Sentimen eksternal masih begitu kuat," ujar Nafan.
Sebelumnya pada Senin kemarin, IHSG banyak menghabiskan waktu di zona merah sepanjang hari.
Bursa regional sendiri pada Selasa ini di antaranya indeks Nikkei naik 108,59 poin (0,48 persen) ke 22.705,94, indeks Hang Seng turun 288,13 poin (1,01 persen) ke 28.251,53, dan Straits Times melemah 2,07 poin (0,06 persen) ke posisi 3.230,72. (*)
Rupiah Menguat, IHSG Melemah
Selasa, 17 Juli 2018 10:59 WIB