Surabaya (Antara Jatim) - Pembangunan masjid As-Sakinah di kawasan Balai Pemuda yang semula sempat terhenti karena ada konflik akhirnya dimulai kembali pada Jumat ini setelah digelarnya doa bersama pada Kamis (21/12) malam.
Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji mengatakan saat ini sudah tidak ada permasalahan lagi karena semua elemen masyarakat sudah mendukung dibangunnya masjid As-Sakinah.
"Semalam sudah dilakukan doa bersama. Saat ini tinggal menyelesaikan pembongkaran bangunan lama masjid dan dilanjutkan pembangunan masjid baru," katanya.
Menurut dia, melalui doa bersama yang digelar Kamis (21/12) malam tersebut sudah tidak ada masalah apapun terkait pembangunan masjid As-Sakinah. "Kita sudah satu faham. Kita duduk bersama berarti sudah tidak ada masalah," ujar Armuji.
Politisi dari PDI-P ini menjelaskan, tujuan utama pembangunan masjid As-Sakinah murni demi kepentingan umat. Bahkan setiap masukan dari sejumlah pihak semuanya sudah diakomodir.
"Semua saran sudah kami tampung. Insyaallah pembangunan masjid tujuannya hanya demi kepentingan umat," kata Armuji.
Doa bersama dalam rangka pembangunan Masjid As-Sakinah diikuti sekitar 500 warga yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat. Selain dihadiri oleh Ketua DPRD Armuji, Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya Eri Cahyadi, Kepala Satpol PP Irvan Widyanto, acara doa bersama juga diikuti oleh perwakilan dari PCNU Surabaya dan GP Ansor.
Sejumlah elemen masyarakat seperti Komunitas Bambu Runcing Surabaya (KBRS), Dewan Kesenian Surabaya (DKS) dan Bengkel Muda Surabaya (BMS) juga ikut hadir.
Koordinator KBRS Wawan Kemplo dalam sambutanya menuturkan pihaknya tidak memiliki kepentingan apapun terkait aksi yang mereka lakukan selama. Menurut dia, aksi yang dilakukan merupakan upaya dalam menjaga Kota Surabaya.
"Memang cara kami seperti ini dalam mengkritisi pembangunan di Surabaya. Tapi kami tidak memiliki kepentingan apapun," katanya.
Wawan Kemplo berharap, melalui doa bersama malam ini semua pihak bisa duduk bersama demi kemajuan kota pahlawan. Mengingat status Surabaya sebagai salah satu barometer nasional.
"Mulai dari sini, mari kita bersama-sama menjaga kota Surabaya," ajaknya.
Terkait rencana pembangunan Masjid As-Sakinah, Wawan Kemplo mengaku KBRS sudah mengingatkan. Bahkan setiap langkah yang diambil sudah didiskusikan dengan pihak yang lebih kompeten seperti PCNU Kota Surabaya.
"Semoga ini menjadi awal yang baik. Sesuai dengan nama masjid ini As-Sakinah," katanya.
Pembangunan masjid di kompleks Balai Pemuda sebelumnya mendapatkan dukungan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim dan organisasi masyarakat dan keagamaan seperti Nahdatul Ulama (NU) dan Muhamamdiyah.
Perluasan Masjid As-Sakinah sempat ditentang sejumlah seniman Surabaya karena akan memangkas kantor sekretariat Dewan Kesenian Surabaya (DK) dan Bengkel Muda Surabaya (BMS).
Rapat dengar pendapat di Komisi C DPRD Surabaya mengenai persoalan itu Rabu (20/12) sempat berlangsung alot dan diwarnai kericuhan, namun akhirnya menghasilkan solusi penengah.
Pemerintah Kota Surabaya menjanjikan bahwa DKS dan juga BMS tidak akan keluar dari Balai Pemuda meski gedung sekretariat mereka bakal terbongkar seiring dengan perencanaan peluasan masjid As Sakinah dan juga gedung baru DPRD setinggi tujuh lantai. (*)