Senat Unair Akhirnya Pilih Nasih, Umi, dan Djoko
Senin, 27 April 2015 17:30 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Senat Akademik Universitas Airlangga Surabaya akhirnya memilih Prof Dr Moh Nasih SE MT.Ak (FEB/Wakil Rektor II), Prof dr Djoko Santoso PhD Sp.PD (FK/Wakil Dekan), dan Dr Hj Umi Athiyah Apt (FF/Dekan) sebagai Calon Rektor 2015-2020.
"Senat telah memilih tiga dari 15 calon rektor melalui uji kepatutan dan kelayakan yang berakhir pada Jumat (24/4) lalu," kata Ketua Senat Akademik Unair Prof Dr dr Muhammad Amin Sp.P(K) saat mengumumkan hasil uji kepatutan oleh senat di Media Center Unair Surabaya, Senin.
Didampingi Ketua Panitia Seleksi Calon Rektor (PSCR) Unair Prof dr Soetjipto MS PhD (Wakil Rektor III Unair), Prof Amin yang merupakan guru besar penyakit paru itu menjelaskan penetapan tiga dari 15 calon rektor itu dilakukan 41 dari 47 anggota senat.
"Ada 47 anggota senat tapi hanya 41 anggota senat yang mengikuti rapat pleno penetapan Calon Rektor Unair 2015-2020, karena ada anggota senat yang juga menjadi calon rektor dan ada pula anggota senat yang memang tidak bisa hadir karena berbagai penyebab teknis," katanya.
Mantan Dekan FK Unair itu mengatakan 41 anggota senat itu akhirnya memilih tiga nama untuk dimasukkan kotak suara, lalu hasilnya diumumkan dan akhirnya diperoleh "tiga besar" yakni Prof Nasih, Prof Djoko Santoso, dan Dr Umi Athiyah.
"Hasil itu akan kami laporkan ke Majelis Wali Amanah (MWA) pada minggu depan, meski kami dibatasi waktu hingga 6 Mei, sehingga anggota MWA yang berjumlah 21 orang akan mempunyai waktu agak panjang hingga akhir masa jabatan Rektor Prof Fasich pada 15 Juni 2015," tuturnya.
Ditanya suara terbesar untuk ketiga calon rektor itu, mantan Direktur Pascasarjana Unair itu mengaku hal itu tidak penting. "Karena MWA juga akan memulai lagi dari nol melalui debat publik lewat sebuah stasiun televisi nasional dan rapat pleno MWA. Dalam rapat pleno, suara MWA terbagi 35 persen dari Menristekdikti dan 65 persen anggota MWA," ujarnya.
Ke-21 anggota MWA adalah Menristekdikti, Rektor Unair, Presiden BEM Unair, Sudi Silalahi (Ketua MWA/mantan Mensesneg), Chairul Tanjung (anggota MWA/pengusaha nasional), Mohammad Nuh (anggota MWA/mantan Mendikbud), Hatta Ali (ketua IKA Airlangga/Ketua MA), Triyono Wibowo (alumni/mantan Wamenlu/Dubes Unesco), Mahmudin Yasin (alumni/Deputi BUMN), HR Mohammad Faried (alumni/Lamongan), serta sejumlah dosen dan karyawan dari fakultas.
Menanggapi "tiga besar" calon rektor itu, calon rektor yang tidak terpilih, Prof Dr drh Chairul Anwar Nidom MS, menilai tiga calon pilihan Senat Akademik Unair sudah menunjukkan formasi terbaik, baik keterwakilan kompetensi (FEB, FK, FF) maupun keterwakilan gender.
"Karena itu, saya berharap MWA dan pemerintah betul-betul menangkap aspirasi akademis (Senat Akademik Unair) itu. Bagi calon yang tidak terpilih, marilah kita merapatkan barisan. Ibarat shalat, siapa yang menjadi imam dan makmum sama-sama diberi pahala 27 kali," katanya.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Unair itu menambahkan calon rektor terpilih hendaknya mengakomodasi aspirasi program yang disampaikan belasan calon rektor saat uji masyarakat kampus (UMK) dan uji kepatutan dan kelayakan (UKK), sehingga kebersamaan membangun Unair akan menjadi tradisi yang baik.
"Saya ucapkan selamat kepada ketiga calon rektor, senat dan rektor yang telah mengantarkan proses suksesi yang baik dan akademis. Saya berharap modalitas utama Unair dalam bidang ilmu kesehatan dapat dijadikan Pusat Ilmu Kesehatan Dunia (Health University World)," katanya. (*)