Polres Pamekasan Kesulitan Bebaskan Aksi Penyanderaan
Kamis, 12 Februari 2015 16:41 WIB
Pamekasan (Antara Jatim) - Polres Pamekasan, Madura, Jawa Timur, masih kesulitan membebaskan aksi penyanderaan yang dilakukan oleh Misnawi di Desa Jambringin, terhadap ayahnya Sinato, Kamis.
"Soalnya kami tidak memperoleh informasi yang cukup dari pihak keluarga apa yang menjadi motif penyanderaan yang dilakukan pria itu," kata Kapolres Pamekasan AKBP Sugeng Muntaha di lokasi kejadian, Kamis sore.
Kapolres bersama perwira lainnya sebelumnya telah mengumpulkan para kerabat dan keluarga pelaku, guna mengetahui motif penyanderaan yang dilakukan pelaku bernama Misnawi terhadap orang tuanya sendiri itu.
Hasilnya, tak seorangpun di antara kerabat dekat Sinato itu yang mengetahui motif penyanderaan yang dilakukan Misnawi. Bahkan pihak keluarga juga bertanya-tanya keinginan Misnawi menyandera ayahnya.
Penyanderaan yang dilakukan Misnawi itu sejak sekitar pukul 05.00 WIB dan hingga kini telah berlangsung selama 11 jam lebih.
Salah seorang kerabat Sinato, Ach Bakir menuturkan, aksi penyanderaan yang dilakukan Misnawi kali ini merupakan kali kedua. Sebelumnya, ia sempat menyandera ponakannya sendiri, namun yang bersangkutan berhasil meloloskan diri.
"Gak tahunya sekarang justru ayahnya sendiri yang menjadi sasaran penyanderaan," kata Bakir.
Ia juga menuturkan, Misnawi selama ini tidak pernah memiliki riwayat sekiat jiwa. Ia normal hidup normal sebagaimana layaknya warga Desa Jambringin pada umumnya.
Kesehariannya Misnawi bertani, kadang menjadi buruh tani, apabila ada warga yang mengajak ia bekerja.
"Makanya, keluarga di sini heran semua, kenapa sampai terjadi seperti itu. Kalaupun ia ingin uang, berapapun akan kami kasih," kata kerabat Misnawi lainnya, Adi.
Hingga saat ini, Kapolres Pamekasan yang memimpin langsung pembebasan aksi penyanderaan terus dilakukan.
Kapolres berupaya berbicara dengan pelaku, terkait keinginan yang bersangkutan dan syarat yang diminta pelaku agar ayahnya dibebaskan.
"Itu ayahmu sendiri lho, masak kamu tega diperlakukan seperti itu," kata Kapolres kepada Misnawi, namun tidak diindahkan.
Sementara aksi penyanderaan yang dilakukan Misnawi itu membuat semua pihak cemas, baik pihak keluarga, tetangga, maupun kerabat dekat korban.
Apalagi, Misnawi terus berupaya menekan pisai yang tertempel di leher ayahnya, setiap kali ada orang yang berupaya mendekati dirinya. "Kalau upaya negosiasi ini menemui jalan buntu, terpaksa kami menggunakan cara lain," kata Kapolres. (*)