AS Berlakukan sanksi Baru atas Rusia
Sabtu, 20 Desember 2014 8:14 WIB
Kiev, (Antara/AFP) - Amerika Serikat memberlakukan sanksi-sanksi pada Jumat atas Krimea, sementara Ukraina mengumumkan kehilangan lima tentaranya menjelang pembicaraan perdamaian yang dimaksudkan untuk menghentikan perang terhadap para pemberontak dukungan Rusia.
Presiden Barack Obama melarang ekspor barang-barang dan jasa Amerika ke Krimea, satu semenanjung strategis dan destinasi liburan yang Rusia kuasai dari Ukraina Maret lalu.
"Amerika Serikat tak akan menerima pendudukan dan usaha pencaplokan Krimea," kata Obama dalam satu pernyataan.
Langkah-langkah serupa diberlakukan pada Kamis oleh Uni Eropa sementara Barat berusaha menekan Moskow karena pengambilan Krimea dan dukungan bagi pemberontakan oleh para militan pro-Rusia di bagian timur Ukraina.
Kanada juga menambah sanksi-sanksi baru pada Jumat, yang menyasar para pemimpin separatis dan sektor gas dan minyak di Rusia, tempat pemerintah sedang menghadapi penurunan nilai mata uang dan krisis ekonomi.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan bahwa sanksi-sanksi yang diancam AS "dapat mengganggu kemungkinan kerja sama normal antara negara kita untuk waktu lama".
Tekanan Barat tersebut terjadi ketika Ukraina dan para pemberontak siap-siap mengadakan pembicaraan proses perdamaian yang terhenti.
Namun, militer Ukraina melaporkan kehilangan lima tentara pada Jumat.
Tahap berikut dimaksudkan menjadi perundingan-perundingan komprehensif.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko berharap dapat memulai negosiasi pada Minggu, dengan bantuan utusan-utusan Eropa dan Rusia di Minsk, Ibu Kota Belarusia. Tapi seorang tokoh pemberontak mengatakan para pemberontak hanya akan siap pada Senin.
"Kami sepakati daftar umum isu-isu yang perlu kami bahas," kata Vladislav Deynego, perunding pemberontak, kepada kantor berita AFP melalui telepon. "Tetapi kami masih belum punya tanggal perundingan di Minsk."
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande dijadwalkan bertemu untuk menyampaikan seruan bersama kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Poroshenko dalam beberapa hari terakhir.
Skala pertempuran telah menurun dengan dimulainya musim dingin dan salju tebal.
Semua pihak sekarang sibuk mencari cara-cara menjamin jutaan warga sipil yang tak dapat menghindari gempuran artileri dan serangan roket dengan selamat melewati musim dingin di apartemen-apartemen dengan sedikit air atau kurang kehangatan. (*)