Bhirawa Steel Investasikan Rp60 Miliar Produksi WRG
Rabu, 26 November 2014 19:04 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - produsen baja PT Bhirawa Steel Surabaya menginvestasikan dana sekitar Rp60 miliar untuk mengembangkan produk baru berupa "Welded Reinforcement Grip" atau WRG untuk memenuhi kebutuhan proyek konstruksi gedung bertingkat.
Presiden Direktur PT Bhirawa Steel Surabaya (BSS) Harry Budi Prasetya kepada wartawan di Surabaya, Rabu, mengemukakan bahwa WRG (baja khusus tulangan sirip berbentuk koil) merupakan produk baru di Indonesia yang berfungsi sebagai pengganti besi anyaman (wiremesh) untuk bahan penguat beton yang selama ini banyak dipakai.
"Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan bersama para pakar konstruksi, ditemukan bahwa sesungguhnya besi wiremesh tidak layak digunakan sebagai bahan penguat beton untuk konstruksi bangunan struktural, seperti gedung bertingkat," katanya usai seminar konstruksi "Smart Connections and Solutions" sekaligus pengenalan produk baru tersebut.
Harry mengklaim baja WRG memiliki tingkat presisi lebih tinggi dan kualitas lebih bagus, sehingga efisien dari sisi biaya dan waktu pengerjaan proyek, karena ukurannya juga bisa disesuaikan dengan permintaan konsumen.
Untuk pengembangan produksi baru tersebut, BBS menjalin kerja sama dengan perusahaan BUMN PT Krakatau Steel sebagai pemasok bahan bakunya.
"Untuk tahap awal, produksi WRG baru sekitar 1.000 ton per bulan atau baru 20 persen dari total kapasitas produksi pabrik yang mencapai 5.000 ton per bulan," tambah Harry.
Saat ini, pihaknya sedang melakukan beberapa penyesuaian dalam proses produksi agar ke depan bisa menghasilkan produk yang lebih sempurna.
Terkait kinerja perusahaan, ia mengungkapkan produksi baja dari perusahaannya mengalami penurunan cukup drastis selama tahun 2014, seiring banyaknya proyek konstruksi yang tertunda sebagai dampak rentetan agenda politik di dalam negeri.
"Hingga Oktober lalu, produksi kami hanya sekitar 150.000 ton atau separuh dari total kapasitas produksi yang ada. Padahal tahun 2013 kami bisa memaksimalkan kapasitas produksi," katanya.
Ia optimistis industri baja dalam negeri pada 2015 akan mengalami pertumbuhan cukup signifikan, seiring komitmen pemerintahan Presiden Joko Widodo yang fokus meningkatkan pembangunan sektor infrastruktur. (*)