Wapres: Kebinekaan Harus Dirawat
Sabtu, 1 Juni 2013 12:24 WIB
Oleh Ahmad Wijaya
Ende (Antara) - Wakil Presiden Boediono mengingatkan masyarakat agar kebhinnekaan harus dianggap sebagai sebuah amanah serta dirawat dengan sebaik-baiknya apalagi jika dipertautkan dalam keekaan dan dalam persatuan.
"Dalam hal inilah apa yang diucapkan Bung Karno 1 Juni 1945 senantiasa bergema kembali. Indonesia, kata Bung Karno adalah 'semua untuk semua'," kata Wapres Boediono saat memberikan sambutan dalam peringatan Hari Pancasila di Ende, Nusa Tenggara Timur, Sabtu.
Hadir dalam acara itu antara lain Ibu Herawati Boediono, Ketua MPR Taufiq Kiemas, Menteri Dikbud M Nuh, serta Menteri PU Djoko Kirmanto.
Peringatan Hari Pancasila tahun ini dipusatkan di Lapangan Pancasila setelah sebelum-sebelumnya selalu diadakan di Gedung MPR-DPD di Jakarta.
Dikatakan Boediono, "Semua untuk semua" berarti Indonesia bukanlah hanya untuk umat Islam, bukan hanya untuk umat Kristen, bukan hanya untuk umat Hindu, Budha maupun Konghucu.
Juga bukan pula hanya buat mereka yang datang dari sebelah Barat, bukan hanya buat yang hidup di sebelah Timur.
"Semua untuk semua", kata Wapres, berarti Indonesia tidak bisa hidup dengan apa yang disebut Bung Karno sebagai "egoisme".
Baik "egoisme agama", "egoisme suku", "egoisme hak milik" dan seterusnya.
Artinya, kata Wapres, perbedaan yang ada di antara masyarakat harus dikelola dengan arif dan efektif, dan sekali lagi meminjam kata-kata Bung Karno, dengan "cara yang berkeadaban."
"Dan itu sama artinya dengan bersikap hormat-menghormati satu sama lain," kata Boediono.
Kekerasan
Wapres menilai tindakan kekerasan, tindakan menindas dan tindakan menyingkirkan, terutama terhadap yang lemah, sungguh bertentangan dengan "cara yang berkeadaban" itu.
Kekerasan, ungkap Wapres, juga mengingkari amanah kebangsaan yang telah diperjuangkan oleh pendahulu-pendahulu kita dengan begitu banyak pengorbanan.
"Jika dibiarkan, kekerasan akan menjadi kelaziman dan akhirnya akan menjerumuskan hidup kita semua ke dalam kegelapan," katanya.
Persis di hari ini, 1 Juni, enampuluh. delapan tahun yang lalu, kata Boediono, Bung Karno mengumandangkan asas-asas yang mendasari kehidupan dan perjuangan bangsa dan Tanah Air Indonesia, lima asas yang dinamainya "Pancasila". (*)