Pamekasan - Puluhan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pamekasan, Senin, berunjuk rasa ke Mapolres setempat, terkait aksi pemukulan yang dilakukan oknum petugas polisi terhadap Ketua Umum organisasi itu saat berunjuk rasa menentang agresi militer Israel.
"Ini sebagai aksi solidaritas atas kasus kekerasan yang dilakukan polisi kepada Ketua Umum HMI, dan beberapa orang pengurus saat mereka berunjuk rasa menentang agresi militer Israel beberapa waktu lalu," kata juru bicara HMI Pamekasan, Mu'id Syakrani.
Para aktivis HMI ini memulai aksinya dengan berjalan kaki dari area monumen Arek Lancor, Pamekasan.
Mereka membawa berbagai poster dan spanduk yang berisi kecamatan atas tindakan represif petugas kepada sejumlah aktivis HMI saat mereka berunjuk rasa menentang agresi militer Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Menurut Mu'id, sebenarnya yang dilakukan para aktivis PB HMI di Jakarta ketika itu adalah untuk menentang tindakan tidak manusiawi yang dilakukan tentara Israel terhadap warga Palestina.
Ia menjelaskan, tindakan yang dilakukan tentara Israel menyerang warga sipil Palestina dan berbagai fasilitas umum, termasuk kejahatan perang, sehingga perlu diprotes.
"Sayangnya, sebagian aktivis HMI malah dipukul oleh petugas kepolisian termasuk Ketua Umum PB HMI, dan beberapa orang di antaranya malah ditangkap," ucapnya.
Mu'id menjelaskan, kedatangan aktivis HMI Cabang Pamekasan ke Mapolres Pamekasan ini juga sebagai bentuk protes atas tindakan tidak terpuji yang telah dilakukan aparat kepolisian, apalagi yang menjadi korban adalah Ketua Umum mereka.
"Kami menilai, tindakan yang telah dilakukan polisi adalah bentuk pelecehan terhadap institusi HMI," katanya, menegaskan.
Sebelumnya pada Rabu (21/11), polisi dari Polda Metro Jaya Jakarta menangkap sebanyak 12 aktivis PB HMI saat mereka berunjuk rasa di Kantor Kementerian Luar Negeri menentang agresi militer Israel, termasuk Ketua Umum organisasi itu, Noer Fajriansyah. Para aktivis ini juga menderita luka-luka akibat bentrok dengan polisi.
Ke-12 aktivis HMI yang ditangkap itu, masing-masing Ketua Umumnya sendiri, Noer Fajriansyah (29), Sact Patah (31), Rosid (46), Maulana (34), B Sayidi (49), Diky (23), Mulyadi (31), Akbal Hanubun (21), Fajar (26), Lilik Ruli Prasetyo, Tresna (18), dan Harseni Maemara (21).
"Kami meminta mereka segera dibebaskan, dan jika tidak kami akan terus menekan polisi dengan berbagai upaya dan cara kami sendiri," ujar Mu'id.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012