Malang - Bank Indonesia mendorong perbankan termasuk lembaga keuangan lainnya masuk dalam Sistem Informasi Debitur (SID) guna memperluas akses penyediaan kredit, kesempatan berusaha dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat kecil. Analis Divisi Informasi Kredit Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan Bank Indonesia (BI) Sani Eka Duta, Rabu, mengatakan, SID ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tapi juga bagi penyedia dana. "Idealnya, seluruh data yang menyangkut kredit dan lembaga keuangan penyedia dana masuk dalam SID yang dikelola oleh BI," tegasnya usai sosialisasi SID di Kantor Perwakilan BI (KpwBI) Malang. Selama ini yang sudah masuk dalam SID, katanya, hanya bank-bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang memiliki total aset sebesar Rp10 miliar selama enam bulan berturut-turut serta beberapa perusahaan hak guna sewa (leasing). Lebih lanjut Sani mengatakan, dengan adanya SID ini, penyedia dana akan mampu menurunkan risiko kredit yang akhirnya berdampak pula pada penurunan angka kredit macet. Dalam jangka waktu panjang penyaluran kredit yang berkualitas mampu mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi. Mulai tahun depan, katanya, akan dibuka kran industri SID dan nantinya akan diserahkan pada pihak swasta dan penggunaannya juga akan dimaksimalkan. Melalui SID tersebut, pihak perbankan akan tahu kualitas calon debiturnya. "Ke depan debitur yang rajin dean tidak bermasalah akan diberikan 'reward' dan debitur 'nakal' tentu akan dimasukkan dalam daftar hitam perbankan, sehingga akan kesulitan untuk mendapatkan kredit," ujarnya. Reward bagi debitur rajin dan tidak bermasalah, kata Sani, bisa saja berupa keringan bunga bank ketika mengambil kredit atau bentuk lain berupa kemudahan proses atau lainnya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012