Petani milenial di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mendapat berkah dari program makan bergizi gratis (MBG) dengan menyuplai sayuran segar ke dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sehingga dapat membangkitkan ekonomi di sektor pertanian.

"Saya menyuplai sekitar 30 kilogram sayuran setiap minggu ke SPPG Klakah. Kebutuhannya untuk menu makanan siswa penerima MBG," kata petani milenial Arif Hermawan dalam keterangannya di Lumajang, Jumat.

Petani sayur yang menanam secara hidroponik itu mengatakan selama ini memasok hasil panennya ke sejumlah UMKM dan pelaku kuliner di Lumajang, namun sejak hadirnya SPPG maka jalur pemasaran bertambah ke sana.

Kepastian permintaan dari dapur SPPG tersebut membuatnya harus menata ulang strategi tanam. Arif mengatakan kini membagi pola panen agar suplai sayur tetap stabil setiap minggu, tidak hanya untuk SPPG, tapi juga pelanggan lamanya.

"Kami harus mengatur pola tanamnya supaya bisa panen setiap minggu. Jadi, semua konsumen bisa terpenuhi tanpa ada yang terlewat," katanya.

Program MBG lebih dari sekadar peluang bisnis, namun sebagai ekosistem gotong royong modern, sehingga pihaknya jadi termotivasi untuk menjaga kualitas hasil panen karena sayuran yang ditanam nya ikut memberi gizi untuk anak-anak Lumajang, katanya, menjelaskan. 

Dengan rantai suplai yang semakin terarah, para pelaku usaha lokal kini memiliki kepastian pasar. Tak ada lagi hasil tani yang terbuang, semua terserap dalam sistem yang saling menguatkan seperti dapur SPPG menjadi pusat konsumsi, petani menjadi penyedia, dan masyarakat menjadi penerima manfaat, ujar Arif. 

Inovasi SPPG menjadi bukti bahwa pembangunan sumber daya manusia tidak bisa dilepaskan dari penguatan ekonomi akar rumput. Dari satu piring makanan bergizi, tumbuh harapan baru, bahwa gizi dan ekonomi bisa berjalan beriringan dalam semangat gotong royong khas Lumajang.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025